Ratusan Milisi Irak Pro-As Beralih Menjadi Pejuang Al-Qaidah
sumber (Eramuslim.com)
Ratusan anggota Dewan Kebangkitan Irak, sebuah kelompok yang berafiliasi dengan militer AS, telah beralih kesetiaan mereka kepada Al-Qaidah, lapor The New York Times hari Ahad kemarin (17/10).
Mengutip pernyatan pejabat pemerintah Irak yang tidak disebutkan namanya, saat ini mantan anggota Dewan Kebangkitan dan para milisi, menurut laporan surat kabar itu meskipun tidak ada tokoh kuat yang menonjol, namun ratusan pejuang mereka tampaknya telah bergabung dengan Al-Qaidah di Mesopotamia dalam beberapa bulan terakhir. Banyak dari mereka telah memperoleh pengetahuan yang luas mengenai militer AS, katanya.
Pejabat Irak juga mengatakan bahwa ada kemungkinan ribuan pejuang dewan kebangkitan Irak yang masih di gaji pemerintah Irak diam-diam memberi bantuan kepada pejuang Al-Qaidah.
Para pejuang berbelot dan bergabung dengan Al-Qaidah didorong oleh frustrasi dengan pemerintah yang dipimpin Syi'ah, dan mengatakan anggota dewan kebangkitan bertekad untuk menghancurkan mereka, dan juga ada tekanan dari Al-Qaidah, kata surat kabar itu.
Pembelotan semakin dipercepat sejak pemilihan parlemen Irak pada bulan Maret lalu, yang menyebabkan kaum Sunni hanya memiliki pengaruh politik kecil di negara ini.
Pergantian loyalitas yang dilakukan oleh anggota milisi dewan kebangkitan merupakan ancaman baru bagi keseimbangan sosial dan politik di Irak pada saat militer AS bersiap untuk mundur dari Irak tahun depan, The New York Times mencatat.
"Milisi dewan kebangkitan tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan karena tidak jelas apa pemerintah akan merangkul mereka," kata surat kabar mengutip pernyataan Nathum Al-Jubouri, seorang mantan pimpinan Dewan Kebangkitan di Provinsi Salahuddin, Al-Jubouri baru-baru ini keluar dari dewan kebangkitan Irak.
"Pada titik ini, anggota Kebangkitan memiliki dua pilihan: Tetap bergabung dengan pemerintah, yang akan menjadi ancaman bagi kehidupan mereka, atau membantu Al-Qaidah dengan menjadi agen ganda," katanya menegaskan. "Milisi kebangkitan menjadi seperti database bagi Al-Qaidah yang dapat digunakan untuk menargetkan tempat-tempat yang di luar jangkauan mereka sebelumnya."
Dewan Kebangkitan Irak dimulai pada tahun 2006, ketika pejuang Sunni dan para pemimpin suku mulai berbalik melawan Al-Qaidah dan kelompok perlawanan lainnya - sebuah perubahan yang memainkan peran utama dalam menarik Irak mundur dari tepi jurang. Para mantan pemberontak ini awalnya dibayar oleh militer Amerika, dengan janji bahwa mereka akhirnya akan mendapatkan pekerjaan dengan pemerintah Irak.
Namun para pemimpin Kebangkitan dan pejabat keamanan mengatakan bahwa sejak musim semi lalu, sebanyak ribuan pejuang Kebangkitan telah mundur, dipecat, berhenti menjalankan tugas, atau berhenti mengambil gaji.
Selama empat bulan terakhir, suasana menjadi sangat berat bagi anggota anggota Kebangkitan, di mana mereka menemukan diri mereka terjepit di antara pasukan keamanan Irak, yang telah menangkap ratusan dan mantan anggota mereka saat dituduh melakukan aksi terorisme baru-baru ini, dan adanya rekruitmen Al-Qaidah, kata laporan itu.(fq/arabnews)