Yvonne Ridley: Ketika Seorang Perempuan Keluar Memakai Jilbabnya, Ia Sedang Berjuang Untuk Islam
Yvonne Ridley, penulis dan komentator Inggris terkenal, sudah cukup lama memeluk Islam. Banyak hal yang sering ditanyakan kepadanya terkait perpindahan agamanya itu terutama karena ia memeluk Islam setelah berinteraksi dengan para pejuang Taliban. Berikut ini adalah berbagai hal yang sering ditanyakan kepadanya.
Berapa banyak yang Anda tahu tentang Islam sebelum menjadi seorang Muslimah?
Saya hanya tahu sedikit tentang Islam sebelum menjadi Muslimah. Saya hanya tahu apa yang dikatakan oleh media belaka.
Bagaimana Anda memeluk Islam?
Ketika saya ditangkap oleh Taliban, seorang ulama agama mendatangi saya. Dia bertanya pada saya beberapa pertanyaan tentang agama, dan ia juga bertanya apakah saya ingin masuk Islam. Saya ketika itu sangat takut bahwa saya jika memberikan jawaban yang salah, saya akan dibunuh. Setelah berpikir hati-hati, saya berterima kasih kepada ulama tersebut, dan mengatakan bahwa akan sulit bagi saya untuk membuat keputusan yang mengubah hidup sementara saya ditawan. Tap, saya berjanji, jika saya dibebaskan dan kembali ke London, saya mempelajari Islam.
Jadi setelah dibebaskan, saya membaca sebuah terjemahan bahasa Inggris dari Al Qur'an. Ketika saya pulang ke Inggris, saya mencari-cari dalam indeks Al Qur'an, dan membaca bab yang berbeda. Saya kagum dengan hak-hak dalam Islam yang diberikan kepada perempuan, dan itulah yang benar-benar membuat saya tertarik dengan Islam.
Setelah memeluk Islam, bagaimana dukungan terhadap Anda? Bagaimana mungkin seorang gadis pesta dan bergaya hidup Barat, tiba-tiba memeluk Islam?
Ya dan tidak. Saya mendapat banyak dukungan dari saudara saya, saya pikir saya lebih beruntung daripada banyak mualaf yang lainnya. Beberapa mualaf benar-benar membutuhkan dukungan sangat dekat dan pengawasan hampir setiap hari. Sayangnya, banyak dari kami (para mualaf) yang ditinggalkan begitu kami mengatakan kita telah ber-syahadat. Bahkan, saya ingin mengatakan kepada saudara-saudara di luar sana, tahun pertama bagi mualaf merupakan tahun sangat penting. Harap jangan meninggalkan kami setelah kami mengikrarkan Syahadah.
Apa yang menjadi tantangan terbesar Anda setelah memeluk Islam?
Belajar menjadi orang yang lebih baik. Hal ini mungkin terdengar aneh karena saya pikir saya bukanlah orang yang buruk sebelum memeluk Islam, tapi saya perlu belajar etiket Islam, seperti menjadi sabar dan toleran. Bagi mereka yang mengenal saya cukup baik tahu bahwa itulah saat yang berat buat saya.
Bagaimana keluarga dan teman-teman menerima Anda? Apa reaksi mereka?
Semua orang terkejut. Tetapi setelah beberapa saat, mereka tahu bahwa saya bahagia dan sehat. Mereka melihat bahwa apapun itu dalam hidup saya, saya melakukannya dengan sangat baik dengan itu. Teman perempuan saya bertanya, "Apakah kamu masih berpacaran?" saya jawab, "Mengapa kamu masih berpikir bahwa dengan semua hal ini hanya karena harus seorang lelaki?" Maksud saya, Anda harus menerima bahwa saya telah menemukan sesuatu yang memberi saya banyak kebahagiaan, kekuatan batin, dan spiritualitas.
Dengan semua riuh-rendah tentang jilbab, bagaimana Anda mengatasinya ketika Anda memakai jilbab di Inggris?
Saran saya untuk para politisi adalah jauhilah lemari pakaian kami. Saya tidak langsung mengenakan jilbab, dan saya sangat senang Anda bertanya tentang ini. Ketika seorang perempuan memakai jilbab keluar rumahnya, ketika itu ia sedang berjuang untuk Islam, dia ada di garis depan. Ketika berada di luar rumah, semua pelecehan akan dialamatkan kepadanya. Sayangnya, beberapa Muslimah diserang secara fisik karena perdebatan tentang jilbab yang dimulai oleh politisi yang keliru.
Saya salut kepada Muslimah yang memakainya, saya salut akan kekuatan, keberanian dan keyakinan iman mereka.
Untuk mereka yang tidak memakainya, saya akan memberitahu orang-orang di sekitar mereka untuk bersabar dan memberi mereka waktu. Kita semua dalam perjalanan spiritual, beberapa dari kami mencapai tingkat yang jauh lebih cepat daripada yang lain. Ini perlu waktu. Kita tidak harus kritis kepada saudara kita yang tidak mengenakan jilbab, karena ada banyak tekanan dan tegangan. Alih-alih bersikap kritis, kita harus mendukung dan membantu mereka.
Saya pribadi, memakai jilbab butuh waktu bagi saya, dan merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan saya sebagai seorang Muslimah. Setiap hari saya berkembang, dan jika kita berbincang dua puluh tahun kemudian, saya masih akan tetap belajar tentang Islam, insyaAllah.
Menurut Anda apa yang diketahui oleh orang-orang non-Muslim tentang Islam?
Kita harus menympaikan kepada Barat bahwa perempuan Muslimah tidak tertindas. Ada banyak isu yang memengaruhi perempuan Barat dan wanita Muslim. Dan apa yang akan saya katakan kepada wanita non-Muslim adalah bahwa ada cukup banyak substansi dan karakter di bawah kerudung itu. Jika anda melihat, Anda akan menyadari bahwa ada beberapa hal yang luar biasa; ada banyak perempuan Muslimah yang berkecimpung di dunia politik, kesadaran internasional, terampil, multi-berbakat di bawah kerudung itu. Jadi, bukannya menghabiskan begitu banyak waktu untuk bertanya-tanya ada apa di balik jilbab itu. Ada banyak feminis Islam. Dan mereka jauh lebih radikal daripada rekan-rekan sekuler mereka. (sa/iol)- (ERAMUSLIM.COM)