Orang terperangah mendengar Mark Zuckerberg, yang menghibahkan kekayaannya $ 100 juta dolar kepada sebuah sekolah di AS.
Pemilik ide facebook, yang sekarang sudah menjadi kegiatan global itu, tidak menikmati kekayaannya, semata untuk pribadinya. Zuckerberg mendermakan kekayaan itu, sebagian besar untuk amal.
Mahasiswa Harvard yang menggagas facebook ini, sekarang menikmati hasil jerihpayahnya, dan kemudian dia berbuat untuk orang banyak.
Inilah kecenderungan (trend) orang-orang kaya di Barat, khususnya di AS, yang sekarang berlomba-lomba menghabiskan kekayaannya untuk melakukan amal (charity). Mereka membuat lembaga amal yang bersifat global. Membantu kaum miskin di Afrika, Asia, dan beberapa negara di Amerika Latin.
Warren Buffet, seorang investor yang memiliki kekayaan tidak tanggung-tanggung, senilai $ 47 miliar dolar, dan Bill Gate yang tak kalah kekayaannya dengan Warren Buffet, sekarang ini totalnya mencapai $ 57 miliar dolar.
Dua raksasa ini belum lama melakukan perjalanan keliling Cina dan India. Sebelumnya orang terkaya di muka bumi ini, berkeliling ke seluruh negara bagian AS. Keduanya sudah memasuki usia senja. Kedua tokoh ini sekarang lebih banyak tinggal di kampung halamannya, menikmati hari tuanya.
Warren Buffet menghibahkan 99 persen asset kekayaan kepada isterinya untuk kegiatan amal. Bill Gate menyisihkan kekayaannya senilai $ 2 miliar dolar tahun ini, yang digunakan untuk membantu kesehatan masyarakat, pendidikan, dan pembangunan. Bill Gate, juga membantu kegiatan kaum Evengelist, yang sekarang ini terus menyebarkan kegiatan di seluruh dunia, terutama di negara-negara dunia ketiga.
Kedua tokoh ini mendirikan apa yang disebutkan dengan “Greats Givers”, sebuah lembaga charity yang bersifat global, dan menyerukan kepada orang-orang kaya, agar mereka menyisihkan kekayaan mereka untuk kepentingan amal (charity). Bayangkan apa yang akan dihasilkan dengan dana yang demikian besar, yang dimiliki oleh dua tokoh ini, yang sudah menghibahkan dananya untuk kepentingan amal ke seluruh jagad.
Ada Dominique Strauss-Kahn yang menjadi Direktur IMF (International Monotary Fund), dan Robert Zoelick, yang menjadi Direktur World Bank. Keduanya menangani krisis ekonomi global yang sekarang bukan hanya menghentakkan ekonomi AS, tetapi telah memporak-porandakan Uni Eropa.
Kedua lembaga multilateral itu, menangani krisis yang sekarang terjadi di Eropa. Yunani, Irlandia, Portugal, Spanyol, Ukraina, dan bahkan Pakistan. Lembaga multilateral itu harus mengeluakan uang bersama dengan Uni Eropa, tak kurang mencapai 110 miliar euro, hanya untuk memberikan talangan kepada Yunani yang sudah bangkrut dan tenggelam dihantam krisis utang. Eropa yang kini terkena krisis akan menjadi menjadi taruhan. Akankah Eropa tetap bersatu menjadi sebuah zona, yang sekarang ini beranggotakan 27 negara?
Bernanke yang menjadi kepala Federal Reserve AS (Bank Central AS), bersama dengan Dominique dan Robert Zoelick, menyelamatkan ekonomi AS, yang menggelontorkan dana talangan kepada bank-bank di AS, yang tergilas krisis fininsial, yang jumlahnya mencapai 900 miliar dolar.
Mereka semuanya adalah tokoh-tokoh Yahudi, dibalik kehidupan ekonomi global, yang sekarang ini porak-poranda, akibat krisis.
Krisis diakibatkan oleh sistem kapiltalisme yang sangat rakus, dan dengan dasar riba, yang sudah menjadi ideologi dasar mereka. Kaplitalisme yang sangat rakus dan tamak, menghancurkan kehidupan adalah buatan mereka sendiri. Tak ada solusi akibat krisis sekarang ini. Ideologi-idelogi yang mereka ciptakan itu, akhirnya secara bertahap justru menghancurkan diri mereka sendiri secara sistematis.
Maka, di sini ada sosok lainnya, seperti George Soros, yang membangun sebuah gerakan yang bersifat global, yang diberi nama The Open Society Institute, yang tujuannya ingin membangun sebuah kehidupan baru, yang berdasarkan kesetaraan, toleransi, keadilan, terbuka, dan demokratis. The Open Society Institute itu, yang sekarang ini terus terlibat dalam berbagai perubahan di seluruh dunia, dan terus meningkatkan jaringannya.
Warren Buffet dan Bill Gate yang membuat gerakan “Great Givers”, dan ditopang dana yang besar, dan seruan-seruannya yang massif kepada orang-orang kaya di seluruh jagad ini, serta meminta mereka mendermakan kekayaan mereka untuk kepentingan amal bukan tanpa tujuannya.
Mereka hanya ingin membangun sebuah gambaran baru, yang lebih beradab bagi entitas Yahudi, yang lebih humanis, dan memiliki rasa tanggung jawab kepada dunia, dan ummat manusia, terutama atas nasib mereka yang miskin. Ini menjadi sarana menutupi kebiadaban dan kejahatan yang mereka lakukan selama berabad-abad ini.
Di AS seorang tokoh Yahudi dibidang finansial, Madock, yang sudah dijatuhi hukuman oleh pengadilan 150 tahun, akibat penipuan yang jumlah mencapai $ 50 miliar dolar. Ini merupakan bentuk penipuan dengan menggunakan cara yang disebut ‘Skema Vonzi’, yang merupakan kejahatan dibidang finasial yang terburuk disepanjang sejarah AS.
Karena dengan ekonomi yang kapilistik itu, betapa banyaknya negara yang telah dihancurkan oleh entitas Yahudi. Dengan sistem yang kapitalistik itu, dan negara-negara miskin telah masuk dalam jebakan utang (the debt trab), yang akhirnya mereka hanya menjadi bangsa budak. Tergantung kepada para ‘tuan’ yang menjadi pemiliki modal. Negara-negera berkembang asset mereka telah habis dikuras oleh perusahaan multi nasional (MNC), yang sebagian besar dikendalikan para baron Yahudi.
Jangan lupa orang-orang Yahudi itu, juga ada yang bertindak lebih biadab, seperti Ariel Sharon, yang membantai ribuan rakyat Palestina. Perdana Menteri Robert Olmert dari Partai Buruh (Kadima), yang dianggap lebih moderat (lunak) dibanding dengan Partai Likud, yang konservatif, tetapi Olmerts telah melakukan ageresi militer yang menewaskan ribuan orang Palestina di Gaza, dan meluluh-lantakkan wilayah itu.
Ada juga Paul Wolfowitz yang menjadi inisiator invasi AS ke Irak. Sesudah agresi yang menghancurkan itu, Wolfowitz diangkat menjadi kepala World Bank, dan meninggalkan jabatannya, sesudah terkena skandal 'cinta' dengan seorang bawahannya. Bekas Dubes AS di Jakarta itu, ternyata pengikut Partai Likud, yang sudah mempunyai obsesi menghancurkan Irak, sejak tahun 1982, dan baru terlaksana pada pemerintah Bush.
Yahudi yang sudah dikutuk karena berbagai kejahatannya, dan sekarang masyarakat dunia mulai menyadari kejahatan mereka, dan menjauhi orang-orang Yahudi, dan sekarang menyebabkan Yahudi sebagai komunitas yang terisolir.
Sekarang orang-orang Yahudi menampilkan wajah baru dengan tokoh-tokoh seperti Warren Buffet, Bill Gate, dan Mark Zuckerberg, yang menjadi manusia-manusia 'mulia' penuh dengan belas kasihan. Terhadap sesamanya. Wallahu’alam.
[eramuslim.com] Senin, 13/12/2010