Kelompok oposisi utama Mesir Ikhwanul Muslimin menegaskan bahwa banyaknya kemiskinan dan dukungan rezim Mubarak kepada Israel merupakan alasan utama di balik unjuk rasa anti-Mubarak.
Kelompok ini mengatakan bahwa aksi unjuk rasa akan berlangsung selama Presiden Hosni Mubarak masih berkuasa, kata sebuah laporan koresponden Press TV dari Kairo.
Hal ini datang walaupun telah ada janji-janji pemerintah akan melakukan reformasi konstitusional dan tawaran kenaikan gaji bagi pekerja di sektor publik.
Wakil Presiden Omar Suleiman juga telah mengumumkan bahwa pemerintah memiliki rencana dan jadwal untuk transfer kekuasaan secara damai.
Di Kairo, ratusan ribu orang tetap berkemah di Tahrir Square. Para pengunjuk rasa juga meneriakkan kecaman terhadap AS, Israel dan Perancis.
Kerumunan demonstran juga berdemo di Kementerian Dalam Negeri dan gedung-gedung parlemen dan mengelilingi gedung untuk sementara. Mereka juga mengecam pembicaraan antara Suleiman dan beberapa kelompok oposisi.
Di kota al-Mansoura, sekitar 500.000 demonstran berdemo ke kantor gubernur dalam salah satu demonstrasi terbesar sejak revolusi dimulai.
Kota kedua terbesar Mesir, Alexandria, juga tempat unjuk rasa rakyat mengecam rezim Mubarak.  Banyak pengunjuk rasa marah pada sikap AS terhadap pemberontakan yang tengah berlangsung.
Sikap Anti-Amerika dan sentimen Israel yang tinggi di antara para pengunjuk rasa karena mereka menganggap Washington bertanggung jawab atas lamanya Mubarak berkuasa.(fq/prtv)