TRIPOLI (Arrahmah.com) - Kebiadaban Gaddafi semakin terlihat, Wakil Duta Besar Libya untuk PBB mengatakan ribuan orang tewas selama protes berlangsung, sebuah laporan yang belum dikonfirmasikan mengklaim bahwa otoritas menggunakan gas beracun saat melawan demonstran.
Ibrahim Dabbasi, yang telah berbalik melawan rezim Gaddafi mengatakan angka kematian diperkirakan akan meningkat karena Gaddafi terus melakukan kekerasan untuk melawan oposisi.
"Sudah ada ribuan orang yang telah dibunuh, kami mengharapkan lebih. Mereka mengumpulkan semua jenazah dan mereka membawanya ke padang pasir atau tempat lain. Tidak ada yang tahu di mana tubuh korban kekerasan," ujarnya seperti yang dilansir
AFP.
Komentarnya muncul menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang krisis di Libya.
Dabbashi mengatakan "psikologis tidak stabil" Gaddafi memiliki pilihan dibunuh atau bunuh diri. "Dia mungkin berusaha mengirim beberapa anggota keluarganya ke luar negeri, namun saya yakin dia lebih memilih untuk mati di Libya karena karakter narsistik, ia ingin bertindak seperti pahlawan."
Sementara itu, ada laporan bahwa pasukan yang setia kepada rezim Gaddafi telah mengurangi serangan di barat kota Tripoli.
Rezim telah kehilangan kendali atas Misurata dan Zuara di barat. Demonstran oposisi kini mengendalikan kota-kota besar di timur termasuk Benghazi.
Menurut laporan, pasukan keamanan yang loyal kepada Gaddafi telah menyerang rumah sakit di Tripoli di mana para korban sedang dirawat.
Ada juga laporan bahwa rezim menggunakan gas beracun terhadap demonstran di Misarata.
Dewan Keamanan PBB akan bertemu untuk membahas sanksi terhadap Gaddafi dan mereka yang setia kepadanya.
Amerika Serikat dan Eropa merencanakan untuk mempertimbangkan kemungkinan pembekuan aset Gaddafi dan beberapa pejabat puncak yang ikut bertanggung jawab atas tindakan mematikan pada rakyat Libya. (haninmazaya/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...