KABUL (Arrahmah.com) - Aliansi salibis NATO mengeluarkan rincian terbaru pada Jumat (27/5/2011) delapan tentara AS tewas saat berpatroli di Afghanistan akiba dihantam oleh dua ledakan besar berturut-turut.
Insiden ini dinilai sebagai insiden paling mematikan bagi salibis NATO di Afghanistan sejak 27 April ketika seorang pilot militer veteran Afghanistan menewaskan delapan tentara salibis Amerika dan seorang kontraktor sipil Amerika di bandar udara Kabul.
Serangan Kandahar dimulai saat pasukan salibis mulai memeriksa benda mencurigakan yang ditemukan saat patroli di distrik Shorabak, 12 mil (19 kilometer) dari perbatasan Pakistan. Ledakan pertama melukai beberapa salibis, sedangkan yang ledakan kedua terjadi saat sejumlah salibis lainnya mencoba membantu korban yang terluka.
Beberapa pejabat AS telah mengkonfirmasikan bahwa delapan korban adalah pasukan berkewarganegaraan orang Amerika. Dua polisi Afghanistan juga tewas sementara dua orang lainnya luka-luka, kata Jenderal Abdul Raziq, kepala polisi perbatasan Afghanistan di provinsi ini.
Secara terpisah, NATO pada hari Jumat (27/5) mengumumkan kematian tentara salibis lainnya dalam serangan mujahidin, yang juga terjadi di Afghanistan selatan. Empat puluh salibis menurut laporan internasional telah tewas sejauh bulan ini. Sementara sejauh tahun ini, sudah ada 191 tentara koalisi yang tewas di Afghanistan.
Mujahidin mengumumkan untuk mengawali serangan terbarunya di musim semi pada tanggal 1 Mei terhadap salibis NATO dan pemerintah boneka Afghanistan.
Akan tetapi, NATO tetap bersikukuh untuk menyerahkan kendali keamanan dalam negeri pada pemerintah dan militer Afghanistan pada tahun 2014. (althaf/arrahmah.com)