Sahaja aku berpuasa keseluruhan bulan Ramadhan kerana Allah Ta”alaLafaz niat puasa (harian)
Sahaja aku berpuasa esok hari menunaikan Fardhu Ramadhan tahun ini kerana Allah Ta’ala
Ya Allah bagi Engkau aku berpuasa dan dengan Engkau beriman aku dengan rezeki Engkau aku berbuka dengan rahmat Engkau wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Ya Allah! Kerana Engkau aku berbuka puasa dan kepada Engkau aku beriman dan atas rezeki dari Engkau aku berbuka puasa telah hilang dahaga sudah menjadi basah segala urat. Ya Allah! Aku minta diampuni dosaku dengan rahmat Engkau yang meliputi segala sesuatu.[ana copy kat cini je]
NEW YORK (Arrahmah.com) – Sekelompok atheis AS telah mengajukan gugatan, meminta hakim memerintahkan dihancurkannya sebuah balok baja berbentuk salib di lokasi peringatan 11 September di New York, dengan alasan agar semua agama dan bahkan pandangan non-agama bisa terwakili.
Salib itu ditemukan di tengah reruntuhan WTC oleh seorang pekerja bangunan yang katanya tak sengaja menemukan sebuah keajaiban. Salib itu kemudian dipindahkan akhir pekan lalu ke Ground Zero jelang peringatan ke-10 serangan September setelah diberkati itu oleh seorang pendeta Katolik. Salib ini menjadi bagian dari koleksi permanen pada pembukaan Museum 11 September tahun depan.
Dave Silverman, presiden American Atheists, kelompok yang mengajukan gugatan, mengatakan perhatian utamanya adalah terwujudnya kesetaraan.
Dia mengatakan 11 September adalah tragedi Amerika, “tetapi komunitas Kristen telah merasa mendapatkan representasi tunggal dalam peringatan tersebut untuk dirinya sendiri dengan mengesampingkan agama-agama serta pandangan lain.”
Dia menambahkan: “Apa yang kami cari adalah yang menghormati semua orang, netral dari agama,” kata Silverman. American Atheists telah menawarkan untuk mengganti salib itu dengan patung pemadam kebakaran yang menyelamatkan korban agar terlihat lebih netral dan mewakili semua pandangan.
Pejabat museum mengatakan salib itu ditampilkan bukan karena nilai keagamaan tetapi peran yang dimainkan setelah serangan.
“Misi dari Museum Memorial Nasional 11 September ini adalah untuk menceritakan sejarah peristiwa 11 September melalui artefak bersejarah seperti salib World Trade Center. Ini sisa-sisa baja yang menjadi simbol kenyamanan rohani bagi ribuan pekerja konstruksi yang bekerja keras, serta untuk orang di seluruh dunia,” kata Joe Daniels, presiden Museum dalam sebuah pernyataan. (althaf/arrahmah.com)
Tahanan Guantanamo asal Jerman, Murat Kurnaz secara terbuka berbicara tentang siksaan yang pernah ia alami, salah satunya siksaan setruman listrik, pemukulan dan penghinaan selama bertahun-tahun.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan jaringan berita Rusia Today, mantan tahanan mengatakan ia ditahan di kamp Teluk Guantanamo selama lima tahun sebelum dibebaskan tanpa tuduhan.
Kurnaz melanjutkan bahwa Amerika tidak meminta maaf atas tahun-tahun siksaan yang ia alami di fasilitas penahanan yang terkenal sangat kejam di dunia dan dia tidak berpikir bahwa mereka akan melakukannya.
Dia lebih jauh menjelaskan bahwa ia ditangkap di Pakistan pada 2001, dan diterbangkan ke Amerika setelah ia mengunjungi sebuah sekolah yang dikelola oleh Jamaah Tabligh-gerakan keagamaan yang tersebar di seluruh dunia. Kurnaz sebelumnya menjadi akrab dengan Jamaah Tabligh Pakistan melalui bantuan untuk tunawisma dan pemuda yang memiliki masalah kecanduan obat-obatan.
Ia mengatakan ketika ia ditangkap, tentara Pakistan tidak bercerita apa-apa mengenai apa yang sedang terjadi.
“Mereka tidak memberitahu saya bahwa mereka sedang mencari ‘teroris’ atau apapun. Mereka mengatakan kami hanya ingin memeriksa paspor Anda. Aku tidak tahu pada waktu itu mereka mendapatkan hadiah sebesar 3.000 USD untuk setiap orang. Tidak di bawah nama saya, tapi bagi siapa saja yang diserahkan ke Amerika sebagai ‘teroris” mereka mendapatkan 3.000 USD dan 3.000 USD di Pakistan merupakan uang yang banyak,” ujar Kurnaz.
Dia mencatat bahwa setelah ditransfer ke Kandahar, Afghanistan, ia menyaksikan segala macam hal dan yang dapat ia bayangkan adalah penyiksaan.
“Saya melihat banyak orang tewas karena penyiksaan. Saya adalah salah satu dari mereka yang selamat dari berbagai jenis penyiksaan. Mereka menggunakan electroshock terhadap saya karena saya tidak ingin menandatangani surat-surat.”
“Saya dipaksa menyetujui bahwa saya adalah anggota Al Qaeda dan Taliban dan saya mengatakan, tidak. Sungguh, aku tidak tahu saat itu apa itu Al Qaeda, saya tidak tahu (apapun) mengenai Al Qaeda. Jadi, ketika mereka bertanya padaku mengenai Al Qaeda dan Taliban, saya katakan, saya bukan anggota mereka. Dan mereka membawakan saya sebuah makalah, memaksa saya menandatanganinya. Saya menolak,” ungkap mantan tahanan Guantanamo ini.
“Itulah sebabnya mereka mencoba membuat saya setuju dengan electroshock. Dan lain waktu mereka memaksa saya dengan siksaan water boarding. Lain waktu mereka menggantung saya dengan rantai. Aku tergantung di langit-langit. Mereka menarik saya ke langit-langit dengan rantai. Setelah beberapa hari saya mulai pingsan, karena dalam situasi itu saya tidak makan atau minum dan dinginnya ruangan membuat saya membeku. Saat itu tengah musim dingin dan saya tidak memiliki pakaian,” tambahnya.
Kurnaz mengatakan para tahanan Guantanamo tangan dan kakinya dirantai dalam posisi fatal di lantai tanpa kursi, makanan atau minuman selama 24 jam atau lebih. Ia juga mengatakan bahwa tahanan Guantanamo termuda berusia sembilan tahun dan tahanan di bawah umur kedua berusia 12 tahun.
Setelah menjabat sebagai presiden AS, Barack Obama menandatangani sebuah perintah eksekutif untuk menutup fasilitas penahanan tersebut pada tahun 2010, namun sampai saat ini hal itu belum terjadi. (haninmazaya/arrahmah.com)
AKARTA (Arrahmah.com) – Menyambut bulan suci Ramadhan, Komunitas Punk Muslim dengan bersemangat’ berdakwah’ mengajak orang untuk salat dan berpuasa. Sekitar 15 anggota Punk Muslim melakukan aksi damai di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (24/7/2011). Mereka membawa aneka poster sambil tidur-tiduran di tengah Bundaran HI.
“Aksi damai ini kita lakukan menyambut bulan suci Ramadan,” ujar Imam, salah seorang anggota Punk Muslim.
Imam mengatakan bahwa dia dan teman-temannya sudah muak dengan perilaku tak teratur seperti yang selama ini diidentikkan terhadap komunitas punk pada umumnya. Tidak hanya itu, komunitas yang bermarkas di Pulo Gadung ini mengaku menjauhi narkoba dan minuman keras.
|
|