Sumber [
.eramuslim.com]Puluhan perempuan melakukan aksi protes di kota Montreal, Kanada, memprotes pemecatan terjadap seorang wasit sepakbola hanya karena ia mengenakan jilbab. Dalam aksi protes itu, mereka juga menuntut agar asosiasi sepakbola di Kanada mencabut kebijakan larangan jilbab dalam pertandingan-pertandingan sepakbola.
Asosiasi seakbola di Kanada pada bulan Juni, memecat wasit perempuan yang berjilbab Sarah Benkirane--wasit yang sudah dua tahun belakangan menjadi wasit sepakbola-dan menetapkan kebijakan larangan jilbab dalam pertandingan sepakbola di Kanada, berdasarkan pada aturan yang ditetapkan oleh Federasi Asosiasi Sepakbola Dunia (FIFA).
"Kami mendesak FIFA dan organisasi olahraga lainnya untuk tidak ikut mengatur cara berbusana perempuan," kata Sana Saeed, muslimah Kanada yang mengkordinir aksi protes itu.
Puluhan perempuan yang ikut dalam aksi protes mengenakan jilbab sambil bermain sepakbola. Mereka ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa bermain sepakbola dengan aman meski mengenakan jilbab. FIFA melarang jilbab dalam sepakbola dengan dalih jilbab menggganggu kelancaran pernapasan pemain.
Namun Naajia Isa, pemain sepakbola perempuan yang sekarang bermain di tim Singapura tak setuju dengan alasan yang diajukan FIFA. Ia mengatakan, "FIFA tidak mau melihat Anda dan melihat jilbab," tukasnya.
Dunia sepakbola Kanada bukan kali ini saja diguncang oleh kontroversi jilbab. Pada bulan Februari 2007, lima tim sepakbola dari seluruh Kanada melakukan aksi meninggalkan lapangan dalam turnamen sepakbola di Laval, Quebec, sebagai bentuk protes kasus seorang remaja muslimah yang dilarang mengenakan jilbab. (kw/CBC)