Ikhwan Mesir yang baru saja mendirikan Partai Kebebasan dan Keadilan berencana untuk fokus pada keuangan Islam untuk menghidupkan kembali ekonomi Mesir.
"Instrumen yang selama ini bersifat spekulatif telah menyebabkan kesulitan besar bagi perekonomian Mesir," kata Abdel Hafez El Sawy, ekonom partai Kebebasan dan Keadilan politik, pada Senin.
Meskipun Mesir dianggap sebagai tempat kelahiran keuangan Islam, namun pertumbuhan ekonominya sendiri tertinggal karena skandal korupsi masa lalu.
Di bawah 30 tahun pemerintahan Presiden Hosni Mubarak, negara ini selalu berusaha untuk menegakkan sistem keuangan yang lebih sekuler.
Menurut laporan 2009 oleh perusahaan konsultan McKinsey, perbankan Islam Mesir hanya menyumbang 3 sampai 4 persen dari $ 193 milyar industri perbankan Mesir. Bandingkan dengan 46 persen di Uni Emirat Arab.
Saat ini, ekonomi Mesir didasarkan pada penggunaan instrumen keuangan seperti derivatif dan berjangka, dengan kontrak untuk pengiriman komoditi, mata uang atau saham perusahaan.
Instrumen tersebut, menurut El Sawy, melanggar ajaran Islam.
"Kami akan memulai dengan mengomunikasikan bahwa beberapa tindakan ini tidak sesuai dengan syariah. Tetapi jika kita merasa bahwa tindakan ini merugikan ekonomi, semua itu akan jelas dilarang," kata El Sawy.
Partai Kebebasan dan Keadilan berusaha untuk fokus menghidupkan kembali ekonomi Mesir untuk menawarkan kesempatan yang lebih baik bagi pertumbuhan, mendukung rakyat miskin dan menciptakan lapangan kerja. (sa/onislam)