Sumber [
.eramuslim.com]Presiden Universitas Al-Azhar Usamah Al-Abd mengatakan hukum Islam memungkinkan keluarga para 'syuhada' revolusi untuk menerima uang darah sebagai ganti rugi atas tewasnyakeluarga mereka oleh petugas polisi.
Berbicara kepada sebuah konferensi di Alexandria pada Selasa lalu, Abd menolak seruan pemberian amnesti untuk Presiden yang terguling Hosni Mubarak dan simbol dari rezimnya.
Namun, Amna Nosseir, profesor filsafat di Universitas Al-Azhar, menolak usulan adanya uang darah.
"Uang darah dibayar dalam permusuhan keluarga perorangan, sedangkan ini adalah kasus yang menjadi perhatian nasional," katanya menegaskan.
"Membiarkan hal itu berarti melupakan adanya pengadilan dan membiarkan para penjahat lolos dengan kejahatan mereka selama mereka mampu membelinya."
Ali Abu Hassan, sekretaris jenderal Akademi Penelitian Islam Al-Azhar, mendukung pandangan Nosseir tersebut.(fq/amay)