Seorang pembom bunuh diri yang mengendarai truk kayu bakar menyerang pangkalan NATO di Afghanistan tengah, menewaskan empat warga sipil dan melukai 77 pasukan NATO, ujar pejabat Afghanistan pada hari Minggu.
Taliban mengaku bertanggung jawab atas pemboman hari Sabtu, beberapa jam setelah kelompok pejuang Taliban mengecam Amerika Serikat yang telah melaukan invasi militer ke Afghanistan, yang menewaskan rakyat di negeri itu yang tidak berdosa.
Tidak ada pasukan Nato yang mengalami cidera serius yang membahayakan jiwa mereka. Serangan yang sangat dahsyat terjadi di Propinsi Wardak, yang tidak jauh dari ibukota Kabul, dan berjarak hanya 30 mil.
Serangan terhadap ibukota Kabul dan pausak Nato terus meningatkan akhir-akhir ini. Pejuang Taliban terus meningkatkan serangan ke sasaran yang mematikan bagi pasukan Nato dan pemerintah Aghanistan di seluruh kawasan negeri itu.
"Sebagian besar personel ISAF cedera kemungkinan akan kembali bertugas," kata juru bicara ISAF.
Dibagian lain, dalam sebuah pernyataan email kepada media, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan truk yang digunakan dalam serangan itu dikemas dengan 9 ton bahan peledak dan lebih dari 100 tentara asing tewas atau terluka, ujarnya.
Seoramg dokter, di distrik Sayed Abad, mengatakan ledakan itu juga menghancurkan bangunan kantor gubernur di Wardak.Jendela dan pintu lebih dari 100 toko dan rumah rusak dalam ledakan tersebut, ujar seorang pejabat gubernur."Sebuah bola api yang besar membubung tinggi, dan helikopter tentara asing 'yang mendarat selama lebih dari lima jam setelah ledakan," kata Abdul Karim, seorang pemilik toko.
Bulan lalu, pemberontak menembak sebuah helikopter di provinsi Wardak, menewaskan 30 tentara AS, kebanyakan dari mereka elit Navy SEAL, dalam serangan paling mematikan terhadap tentara AS sejak perang dimulai sepuluh tahun lalu.
"Kolonialisme Amerika"
Taliban dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan beberapa jam setelah pemboman menyalahkan Amerika Serikat untuk menyebabkan pertumpahan darah di Afghanistan.
"Kolonialisme menumpahkan darah puluhan ribu warga Afghanistan yang tidak berdosa dan mengakibatkan kesengsaraan rakyat Afghanistan," Mujahid kata.
RakyatAfghanistan memiliki "kemampuan yang tak terbatas untuk perang panjang", ia memperingatkan dan meminta negara-negara asing untuk menekan Amerika Serikat untuk berhenti menyerang negeri. (mh/wb)[
eramuslim.com]