Sumber [
eramuslim.com] Aksi protes yang menduduki Wall Street telah menjadi gerakan aksi unjuk rasa nasional. Beberapa ratus orang berkemah di Zuccotti Park di Distrik Keuangan New York dalam aksi protes yang mengkritik keserakahan perusahaan dan keterlibatan bisnis besar dalam pemerintahan Amerika Serikat. Gerakan mereka mendapat dukungan ribuan orang, Rabu sore.
Mula-mula hanya lusinan dari kelompok serikat buruh, termasuk Serikat Pekerja Transportasi lokal ikut bergabung di Wall Street melakukan pawai melalui Lower Manhattan Rabu sore.
Para demonstran berencana untuk meninggalkan perkemahan mereka dan bergabung dengan anggota serikat buruh di Foley Square sekitar beberapa mil sebelah utara dari lokasi mereka. Kemudian, mereka bersama-sama akan berbaris menuju kembali ke Zuccotti Park.
Tidak ada tanda-tanda gerakan aksi protes ini akan berakhir, karena jumlah pengunjuk rasa terus bertambah dengan dukungan dari berbagai kalangan di Amerika Serikat. Aksi gerakan protes ini terus menyebar ke beberapa kota lain di seluruh Amerika Serikat. Aksi protes berlangsung sampai ke Philadelphia mulai minggu ini.
Hampir seminggu aksi protes ini berlangsung di Wall Street di Lower Manhattan, ketua kelompok kerja gerakan ini mengumumkan bahwa aksi protes itu mendapat dukungan dari 100 kelompok pekerja lokal (TWU). Saat ini, TWU dan beberapa serikat pekerja lainnya akan bergabung dengan pengunjuk rasa, dan akan melakukan aksi besar-besaran di seluruh negeri.
Pengumuman TWU, terjadi selama pertemuan pada malam hari dikenal sebagai "Majelis Umum" gerakan itu, dan mendapatkan dukungan yang luas. Gerakan protes pertama menduduki Zuccotti Park pada 17 September. Tapi pengumuman bahwa serikat buruh akan bersatu dalam solidaritas dengan pengunjuk rasa lainnya, nampaknya membawa kegembiraan yang tampak lebih besar dari sekedar dukungan.
Serikat buruh telah lama menjadi arus utama (mainstream) di Wall Street, dan didirikan oleh gerakan progresif, yang memiliki akar sejarah yang mendalam dalam politik Partai Demokrat.
Banyak kalangan yang mendukung aksi mereka yang memperjuangkan hak-hak mereka mendapatkan upah yang adil dan kesejahteraan. Ini menjadi pemicu gerakan serikat buruh secara nasional.
Mereka menghadapi kapitalisme di Wall Street yang keras, dan mereka melihat kebangkrutan ekonomi Amerika Serikat berasal dari Wall Street ini. Para aktivis buruh mulai aksi mereka di Wall Street, berbaris dalam aksi solidaritas bersama dengan para serikat organisasi dosen di University of New York.
Meskipun gerakan ini tidak memiliki pemimpin yang begitu jelas, dan tidak memiliki struktur organisasi yang baik, tapi itu tidak berarti itu tidak tergoranisir. "Kami tidak mengatur memiliki tujuan yang jelas, karena kami mencoba mengajak orang bersama-sama dan memulai berbicara dan berdiskusi, dan dari diskusi itu ... tujuan dan tuntutan akan menjadi jelas," kata Lorenzo Cerna, salah satu dari para relawan yang mengelola iklan di media center di Wall Street.
Proses gerakan aksi protes di Wall Street itu, dimulai dari orang-orang yang memfasilitasi pembicaraan sekitar apa yang menjadi perhatian para demonstran. Mereka memenuhi diskusi-diskusi sehari-hari, dan siapa saja bisa berdiri dan mengeluarkan pendapat. Mereka mendengarkan berbagai pendapat satu dengan lainnya, dan kemudian mereka menyimpulkan dan menjadi tujuan dan dasar gerakan mereka.
Mereka mencoba untuk membuat konsensus tujuan yang jelas melalui proses kelompok. "Butuh beberapa waktu. Jadi kita harus bersabar, "kata Cerna. "Banyak orang ingin hal tertentu yang bisa dikatakan. Tapi saya berpikir bahwa hal tertentu akhirnya akan berkata. "Saat ia melihat berbagai kelompok di sekelilingnya berkata," Gerakan ini sangat banyak membawa orang bersama-sama dan mendapatkan orang untuk mulai berbicara satu sama lain dan mulai bekerja bersama-sama dalam sebuah gerakan", ujar Cerna. "Inilah cikal bakal gerakan di Wall Street.
Sementara itu semakin banyak orang yang menduduki wilayah Wall Street, dan mereka ingin fokus menyampaikan pesan mereka, bahwa mereka ingin keluar dari krisis ekonomi, yang diakibatkan oleh perusahaan besar yang rakus, dan menyebabkan ekonomi Amerika Serikat gulung tikar. Tidak ada yang tahu sampai kapan aksi gerakan protes di Walla Street ini akan berakhir?
Mereka menghadapi ketakutan dan kekawatiran masa depan mereka, akibat situasi krisis ekonomi yang terus melanda negeri mereka, dan mereka sekarang merasakan kesulitan hidup.(mh/tm)