SOMALIA (arrahmah.com) – Kelompok mujahidin Ash-Shabab Somalia pada hari Ahad, 16 Oktober, mengeluarkan pernyataan perang melawan tentara nasional Kenya yang melakukan agresi militer ke wilayah Somalia. Beberapa hari sebelumnya, tentara nasional Kenya melakukan penyerangan darat ke wilayah selatan Somalia dengan dukungan serangan pesawat udara. Kenya melakukan agresi militernya dengan dalih memburu mujahidin Ash-Shabab yang terlibat penculikan dua aktivis LSM Spanyol di Kenya.
Kelompok mujahidin Ash-Shabab Somalia membantah bertanggung jawab atas penculikan tersebut. Tuduhan membabi buta tersebut hanyalah kebohongan negara salibis Kenya sebagai justifikasi untuk memadamkan jihad fi sabilillah di bumi Shomalia. Dalam siaran pers, syaikh Hasan Turki mewakili kelompok mujahidin Ash-Shabab menegaskan kepada para wartawan, “Kenya telah melanggar kehormatan negeri Somalia dengan melakukan serangan ke salah satu wilayah Somalia. Namun saya berjanji kepada kalian bahwa tentara Kenya akan keluar dari negeri ini dalam keadaan hina, insya Allah. Para pejuang mujahidin akan mengusir mereka dengan peluru.”
Syaikh Hasan Turki juga menyerukan kepada penduduk Shomalia untuk bersatu dan bahu-membahu dalam mengusir agresor militer salibis Kenya. Selama lima tahun terakhir ini, kelompok mujahidin Ash-Shabab Somalia telah berjihad melawan pemerintahan boneka Shomalia yang sekuler dan anti-syariat Islam. Mujahidin Ash-Shabab telah merebut wilayah selatan Somalia dan sebagian besar wilayah ibukota Shomalia, Mogadishu. Syariat Islam diberlakukan di wilayah yang dikuasai oleh mujahidin.
Dalam upaya memadamkan jihad dan penegakan syariat Islam di Somalia, negara-negara salibis Barat dan negara-negara sekuler Afrika yang tergabung dalam Liga Afrika telah memberikan dukungan politik, ekonomi, dan militer kepada pemerintahan boneka Shomalia. Agresi militer salibis Kenya ke wilayah mujahidin di selatan Somalia boleh jadi baru merupakan awal bagi jihad yang lebih menyeluruh di bumi Afrika. (Muhib al-Majdi/arrahmah.com)