WASHINGTON (Arrahmah.com) -
AP melaporkan pada hari Jumat (4/11/2011) bahwa badan intelijen pusat Amerika Serikat selama ini juga melakukan aksi pengintaian terhadap lebih dari lima juta tweets tiap harinya.
Tindakan ini dilakukan untuk mengawasi gerak-gerik para ‘pemberontak’, ‘militan’, aktivis atau diplomat yang menyiarkan informasi melalui Twitter, Facebook, atau sejumlah jejaring sosial lainnya.
Di kantor Open Source Center, tim analis CIA yang diketahui dengan nama “
vengeful librarians” juga mengawasi surat kabar, statsiun televisi, statsiun radio, chats room, serta semua bentuk media sosial lainnya dalam berbagai bahasa, dari seluruh dunia.
CIA mempelajari serta me-recheck materi informasi yang mereka awasi secara sembunyi-sembunyi untuk membentuk sebuah snapshot dari suasana di Pakistan (setelah serangan Navy SEAL yang digembar-gemborkan menewaskan Syaikh Usamah bin Laden), pemberontakan yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara, mengawasi gerak-gerik Cina, Iran, Rusia, Korea, dan negara-negara lainnya.
Tim pengawas ini dibentuk di bawah mandat Komisi 11 September, yang berfokus terutama pada kontraterorisme dan kontraproliferasi. (althaf/arrahmah.com)