Sayap politik Ikhwanul Muslimin, muncul sebagai pemenang terbesar dalam putaran pertama pemilihan parlemen, dan mereka berusaha meyakinkan warga Mesir pada Sabtu kemarin (3/12) bahwa mereka tidak akan mengorbankan kebebasan pribadi dalam mengkampanyekan syariat Islam.
Wakil kepala partai Kebebasan dan Keadilan, Essam el-Erian, kepada Associated Press dalam sebuah wawancara telepon menegaskan bahwa kelompoknya tidak tertarik dalam usaha untuk memaksakan nilai-nilai Islam di Mesir, yang juga rumah bagi minoritas Kristen yang cukup besar.
"Kami mewakili partai Islam yang moderat dan adil," kata el-Erian. "Kami ingin menerapkan dasar-dasar
hukum Syariah secara adil yang menghormati hak asasi manusia dan hak-hak pribadi," katanya menegaskan.
Komentar-komentar ini merupakan indikasi paling jelas bahwa Ikhwan berusaha menjauhkan diri dari Partai Salafi An-Nur, yang menjadi pemenang kedua pada tahap pertama pemilu.
Ikhwan baru-baru ini membantah dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berusaha untuk membentuk aliansi dengan Partai An-Nur di parlemen, dengan menyebutnya sebagai prematur dan hanya spekulasi media.
Pada hari Sabtu kemarin, el-Erian menegaskan bahwa Ikhwan tidak berbagi aspirasi dengan partai An-Nur yang lebih keras untuk secara ketat menegakkan aturan-aturan Islam dalam kehidupan sehari-hari rakyat Mesir.
"Kami menghormati semua orang dalam memilih agama dan kehidupan mereka," kata el-Erian.(fq/ap)[eramuslim.com]