Seorang pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir berjanji untuk memutuskan hubungan dengan Israel dan mungkin akan membatalkan perjanjian perdamaian yang berlangsung lama antara kedua negara.
Rasyad Bayumi, wakil pemimpin tertinggi partai kebebasan dan keadilan yang semakin berpengaruh, mengatakan kepada surat kabar berbahasa Arab Al-Hayat yang berbasis di London bahwa tidak ada cinta yang hilang antara Ikhwan dan negara tetangga Yahudi.
"Saya tidak akan pernah membiarkan diriku untuk duduk
dengan seorang kriminal," kata Bayumi. "Kami tidak akan berurusan dengan Israel dengan cara apapun."
Arutz Sheva-Channel 7 di Israel mencatat sayap politik Ikhwanul Muslim, partai Kebebasan dan Keadilan, memenangkan pemilu Legislatif Mesir berikutnya. Munculnya partai yang bakal berkuasa ini telah membangkitkan kekhawatiran bahwa hubungan yang relatif damai antara Mesir dan Israel bisa memburuk.
Meskipun Bayumi mengatakan pakta perdamaian yang ditandatangani oleh kedua negara pada era 1970-an tidak akan dibatalkan secara sepihak, dia ingin melihat orang-orang Mesir memberikan suara pada usulan untuk membatalkan perjanjian tersebut. "Warga Mesir belum mengatakan apa keinginan mereka," katanya, "Kami tidak akan melanggar perjanjian. Namun kami dapat menaruhnya menjadi referendum antara rakyat atau Parlemen."(fq/upi)[
eramuslim.com]