Pihak berwajib Mesir menutup sebuah "Husseiniya" Syiah, nama yang
diberikan untuk masjid Syiah, yang baru-baru ini diresmikan oleh ulama
Syiah Libanon Ali al-Korani selama kunjungannya ke Kairo, sumber dekat
dengan Al Arabiya mengatakan. Sumber tersebut mengatakan bahwa pihak berwajib Mesir menyita alat
publikasi, poster dan rekaman yang ditemukan di masjid. Keputusan
pemerintah untuk menutup masjid Syiah tersebut adalah final, menurut
sumber-sumber Al Arabiya.
Peresmian dari "Husseiniya" telah membuat marah
lembaga Muslim Sunni
berpengaruh Al-Azhar dan ulama Sunni lainnya, yang menganggap hal itu
sebagai langkah untuk menyebarkan ajaran sesat Syiah di Mesir.
Sementara itu, beberapa tokoh Syiah menganggap langkah mereka
tersebut sebagai sarana pemulihan hubungan antara doktrin "Islam" yang
berbeda.
Setelah peresmian Husseiniya di Kairo, sejumlah pengikut Syiah
berkumpul dan mempraktekkan beberapa ritual Syiah termasuk memukuli dada
mereka dan nyanyian puisi untuk memperingati kematian sejumlah
keturunan Nabi Muhammad (SAW). Syiah terbiasa melakukan praktek-praktek
seperti itu di Irak, Iran, Afghanistan, Pakistan dan Libanon.
Kunjungan Al-Korani sendiri ke Kairo telah dikecam oleh al-Azhar,
Akademi Riset Islam dan Kementerian Wakaf Agama Mesir. Para ulama Sunni
mengkritik dengan mengatakan bahwa al-Korani telah memberikan kuliah di
rumah-rumah dari beberapa pengikut Syiah yang tinggal di Kairo dan
governorat lainnya. Mereka menggambarkan tindakan ulama sesat Syiah itu
sebagai "garis merah yang tidak bisa diterima" dan menganggapnya sebagai
upaya untuk menyebarkan ajaran sesat Syiah di Mesir.(fq/aby)[eramuslim.com]