(Arrahmah.com) -
Belum lepas cobaan yang mendera umat atas kedatangan Ratu Penghina
Nabi, Irshad Manji, kini umat muslim kembali akan dicoba. Tanggal 3 Juni
nanti, diva Pop asal Amerika, Lady Gaga, berencana menggelar konsernya
di Gelora Bung Karno, Jakarta. Penolakan demi penolakan pun kemudian
lahir dari berbagai kelompok Islam merespon aksi nekat Lady Gaga
tersebut.
Di Jakarta, misalnya, sekelompok Umat Islam dari Gerakan Umat Anti
Maksiat (GUMAM) jauh-jauh hari sudah menggelar aksi demonstrasi di
Bunderan HI, Jakarta. M Ihsan Sofyan selaku Koordinator GUMAM menilai
Lady Gaga adalah Robot Illuminati. Assesoris penampilan Gaga dalam
setiap konsernya, secara vulgar menonjolkan lambang illuminati dan
paganisme. FPI juga berpendapat sama. Mereka meminta pihak berwenang
untuk ikut mencekal kedatangan Lady Gaga. FPI menilai, baik lirik maupun
tampilan Lady Gaga sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Jadi
persoalan penolakan lady Gaga tidak semata-mata faktor erostisme semata,
tapi yang lebih penting daripada itu adalah persoalan akidah.
Bahkan, KH. Kholil Ridwan selaku Ketua MUI Bidang Seni dan Budaya
secara tegas mengatakan bahwa membeli tiket Lady Gaga adalah haram.
Pimpinan Ponpes Husnayain itu menghimbau agar tiket yang sudah dibeli
agar dikembalikan. “Tiket itu harus dikembalikan karena hukumnya haram.
Dangdut yang budaya lokal
aja haram. Yang jual tiket dan
pembeli tiket juga dosa,” katanya kepada Eramuslim.com Sabtu, (17/3)
dalam kapasitas pribadi selaku Ketua MUI Bidang Seni dan Budaya.
Siapakah Lady Gaga?
Mungkin umat bertanya-tanya siapakah sosok Lady Gaga? Mengapa terjadi
pro dan kontra begitu keras atas niatnya menginjakkan kaki di bumi
Allah bernama Indonesia. Betulkah Lady Gaga adalah agen Illuminati yang
sengaja disisipkan Yahudi untuk merusak akidah umat Islam?
Hati Yesus Dalam Klip Alejandro
Lahir pada 28 Maret 1986 dengan nama Stefani Joanne Angelina
Germanotta, Gaga kecil memang memliki rekam jejak paganisme yang cukup
kuat, tidak heran Gaga cukup mudah menerjemahkan pesan Illuminati dalam
tiap konsernya. Dari awal kariernya (tahun 2005) hingga album ketiga,
berbagai penerjemahan konsep Teologi Illuminati membanjiri video klip
maupun aksi panggungnya katakanlah seperti Bad Romance, Alejandro,
Judas, maupun Born This Way. Dalam video klip Alejandro, misalnya,
secara terang-terangan Gaga mengkampanyekan ajaran antikristus dengan
menaruh salib terbalik di (maaf) kemaluannya. Gaga pun tidak segan-segan
mesti mengeluarkan waktu yang lama dalam video klipnya demi menampilkan
aksi mengarak Hati Kudus Yesus pada awal-awal klip.
Gaga sendiri memang pernah menempuh pendidikan di Sekolah
Convent Of The Sacred Heart.
Sekolah swasta milik katolik ini menampung sejumlah siswa khusus
perempuan dalam jenjang TK hingga SMA. Namun sejarah Sacred Heart of
Jesus sendiri jauh dari landasan iman Kristiani. Ordo Sacred Heart of
Jesus (Ordo Hati Kudus Yesus) justru diprakarsai oleh Alexander Pope
(1688-1744) yang banyak merujuk pada ajaran penyembahan setan dan kental
dengan semangat mistisisme Kristen. Referensi tentang Hati (jantung)
yang berdarah juga menyebar dalam tulisan-tulisan tokoh seperti Saint
Bernard dari Clairvaux (1090-1153). St Bernard dari Clairvux adalah
orang yang pertama kali meletakkan fondasi dasar bagi aturan-aturan
dalam ordo Knights Templar. Seperti mengucapkan kaul (janji setia kepada
Tuhan) maupun berikrar untuk tetap setia sebagai Ksatria Perang Salib.
Karena itu, tidak heran seorang Ksatria Templar betul-betul akan
menyerupai biarawan Cistercian dengan mengenakan jubah putih dan
menambahkan sebuah salib merah besar pada jubah mereka. Namun semua itu
hanyalah dalih untuk menutupi penyamaran mereka sebagai agen yang
bekerja demi kepentingan paganisme.
René Guénon pencetus ajaran tradisi Primordial, dalam tulisannya
The Sacred Heart and the Legend of the Holy Grail
juga menyinggung teologi Sacred Heart of Jesus (Hati Kudus Yesus).
Tokoh Theosofi ini mencoba melacak akar sejarah dari Hati Kudus Yesus
secara lebih mendalam. Dengan mengutip tulisan pengkaji Holy Grail
bernama Monsieur Charbonneau-Lassy yang berjudul
The Ancient Iconography of the Heart of Jesus, Guénon mencoba menyimpulkan bahwa Hati Kudus Yesus sangat terkait erat dengan Legenda Holy Grail.
Monsieur sendiri berkeyakinan bahwa legenda Holy Grail sangat mungkin
terkait dengan sejarah dari Hati Ekaristi Yesus yang hidup ketika zaman
Agama Mesir Kuno. Dalam heiroglif Kuno, kata Monsiuer, gambar hati
sebenarnya lebih tertuju kepada Vas (bayangkan sebuah Vas bunga tempo
dulu berbentuk hati) ketimbang jantung manusia. Vas inilah yang kemudian
terejawantah dalam bentuk cawan ketika peristiwa kematian Yesus yang
kemudian melahirkan Holy Grail sebagai polemiknya.
cawan suci
Cawan Suci Kita ketahui bersama, opini Holy Grail selama ini banyak
dikembangkan oleh Yahudi untuk menggoyang Iman Kristen dan mendukung
klaim atas tahta suci Vatikan. Penggambaran Maria Magdalena sebagai
pasangan Yesus pun turut dipopulerkan oleh pengikut Anti-Kristus dalam
beberapa dekade terakhir pada buku-buku seperti
The Jesus Scroll (1972),
Holy Blood, Holy Grail (1982),
The Gospel According to Jesus Christ (1991),
The Da Vinci Code (2003),
Templar Revealation serta
The Two Marys: The Hidden History of the Mother and Wife of Jesus (2007).
Terlepas dari kebenaran legenda dibaliknya, Holy Grail sudah identik
dengan Maria Magdalena, istri Yesus yang selama ini coba disangkal oleh
Vatikan. Bagi Vatikan, Maria adalah hanya seorang pelacur yang bertobat
dan sama sekali tidak mewakili tahta Yesus pasca wafat. Namun, Dinasti
Merovingian mengklaim sebaliknya. Bagi mereka, Maria Magdalena adalah
istri sah Yesus dan paling berhak mewarisi Tahta Suci Vatikan. Dinasti
Merovongian inilah yang kemudian akhirnya mengklaim bahwa mereka
memikili hak legitimasi untuk mewakili garis keturunan Yesus.
Selain cawan suci, simbol lain dari Maria Magdalena adalah salib
mawar. Lambang ini juga terekam dalam video klip Lady Gaga yang berjudul
Judas. Video ini dibuka dengan adegan iring-iringan kendaraan bermotor
yang merupakan representasi
Last Supper dimana jumlah
pengendara motor sebanyak 12 orang, ditambah Lady Gaga, menjadi 13 orang
adalah para aktornya. Lady Gaga sendiri berperan sebagai Maria
Magdalena dan mengendarai motor bersama Yesus dengan mahkota berduri di
kepalanya.
Namun uniknya, bisa dikata inilah video klip paling kontroversial
yang pernah dibuat oleh Lady Gaga. Video Klip ini lebih tepat disebut
sebagai pertarungan teologi karena betul-betul memberikan pukulan telak
terhadap Iman Kristiani. Jika kita menyaksikan video ini, maka kita akan
dapati bahwa Adegan per adegan Judas menyiratkan “pengkhianatan” Maria
Magdalena kepada Yesus dengan memberikan ruang Judas (Iskariot) untuk
masuk dalam sela hatinya, padahal Judas tidak lain adalah pengkhianat
Yesus itu sendiri.
Karenanya, jika kita cermati lebih mendalam, Lady Gaga lebih tepat
disebut sebagai sebuah personifikasi perlawanan terhadap dogma Kristen.
Ia tidak berdiri di atas kaki Vatikan maupun Merovingian, tetapi ia
berdiri diatas kaki sendiri yang tidak lepas dari misi Yahudi.
“I’m just a Holy fool, oh baby he’s so cruel, but i’m still in love with Judas, baby,” katanya memposisikan diri sebagai Tuhan dan sebuah
prophecy bahwa Tuhan akan tunduk pada Lucifer. Mengerikan.
Lady Gaga dan Skenario Zionisme Budaya
Kendati penolakan demi penolakan terus hadir merespon konser Lady
Gaga, tetap membuat para pendukung Lady Gaga pantang mundur. Pernyataan
Haram yang dilontarkan oleh Kyai Kholil Ridwan pun direspon dengan caci
maki. Tidak sedikit dari mereka adalah remaja yang tidak lagi menganggap
orangtua dan ulama sebagai panutannya. Bahkan mereka berani menantang
siapapun penolak konser Lady Gaga dengan stigma dinding penghalang
kebebasan berekspresi. "Gue sudah bosan kalau Lady Gaga dicap aneh-aneh.
Sebagai fan base Lady Gaga, kita punya argumen freedom of expression,"
kata fans Lady Gaga, Giat (19) seperti dilansir situs detik.com, Kamis
(17/5).
Giat yang berjuang demi mendapatkan tiket Lady Gaga dengan antre satu
hari sebelumnya ini pun sangat kecewa bila konser batal digelar. Bagi
dia dan semua fans Lady Gaga, setiap orang tentu punya hak untuk
berekspresi. Dia pun meminta agar pihak-pihak yang lain menghormati hak
fans Lady Gaga untuk berekspresi.
Sungguh fenomena ini sangat menyedihkan. Sebagai negara mayoritas
Islam, akidah umat telah jauh terperosok. Lady Gaga dibela, sedangkan
ulama dihina. Inilah dampak dari sebuah bangunan Negara yang tidak
dipimpin oleh hukum Allah dan membiarkan kerusakan lambat laun
menggerogoti sendi akidah masyarakatnya dengan menjadikan hukum buatan
manusia sebagai pilarnya.
Jika kita telusuri lebih jauh, kelompok Zionisme Yahudi memang
begitu menyadari jika perjuangan politik tidak akan bisa dilakukan tanpa
ditopang oleh upaya lainnya. Tak terkecuali budaya. Inilah yang sempat
disoroti Prof Abdul Rahman H. Habanakah dalam bukunya
Metode Merusak Akhlak Dari Barat.
Beliau menegaskan salah satu sarana ampuh yang dipakai Yahudi untuk
memerosotkan akhlak muslim adalah dengan menenggelamkan kaum muslimin ke
dalam lingkungan yang buruk. Untuk merealisasikan tujuan itu, mereka
menggunakan berbagai unsur seperti harta, wanita, hukum, kekuasaan,
kemewahan sampai permainan dan seni pertunjukkan. Lebih jauh beliau
menjelaskan,
“Yang paling penting dalam hal ini ialah seni tentang kecantikan,
metode dan pesona wanita terhadap kaum laki-laki. Dalam hal ini mereka
mempergunakan sarana-sarana seperti: bioskop, sandiwara, drama, menulis
berbagai macam cerita, sejarah psikologi, masalah-masalah sosial dan
sebagainya. Juga sarana-sarana seperti: majalah, surat kabar, radio,
televisi, video cassete, dab bermacam-macam saranan periklanan dan
reklame.
“Merekalah yang memegang kekuasaan untuk ikut menentukan dan
mengatur acaranya. Kalaupun ada (yang baik, pen.) terlalu sedikit, atau
hanya dimintai bantuan apabila ada kerusakan atau ketika menghadapi masa
kritis.”
buku Henry Ford
Henry Ford, pebisnis Amerika yang menghabiskan hampir setengah
hidupnya untuk menyadarkan Amerika dari bahaya Yahudi menjelaskan dengan
baik bagaimana budaya telah ditanamkan kelompok Zionisme guna
mewujudkan misinya. Dalam buku monumentalnya,
The International Jew,
dikatakan bahwa teater/seni pertunjukan adalah bagian tak terpisahkan
dari Yahudi untuk menyetir selera publik dan memengaruhi cara berpikir
masyarakat. Teater dan seni pertunjukkan tidak hanya diberi sebuah
tempat istimewa dalam Protocol of Zion, tapi juga telah dijadikan teman
setia di setiap malam dan pekan. Lebih jauh, Henry Ford menjelaskan:
“Begitu kaum Yahudi memegang kendali atas minuman keras Amerika,
maka kita menghadapi masalah minuman keras dengan konsekuensi drastis.
Begitu kaum Yahudi memegang kendali atas ‘film bioskop’, kita menghadapi
masalah dengan film dan konsekuensinya yang sangat kentara.
“Setiap malam, ratusan ribu orang menghabiskan 2-3 jam waktu
mereka di Teater; setiap hari secara harfiah jutaan orang membuang 30
menit sampai tiga jam menonton film; dan arti sebenarnya dari hal ini
adalah jutaan orang Amerika setiap hari merelakan diri mereka memasuki
ide-ide kehidupan, cinta, dan tenaga kerja Yahudi… Teater bukan bersifat
Yahudi dalam sisi manajerialnya saja, melainkan juga kesusateraan dan
profesionalnya. Sekarang semakin banyak drama yang muncul dengan penulis,
produser, bintang, dan para pemain yang semuanya Yahudi.”
Buku Henry Ford sendiri kemudian dikecam oleh kelompok Yahudi.
Puluhan juta kopi yang telah tersebar tidak lagi dapat ditemukan di
toko-toko buku maupun perpustakaan di Amerika. Dalam catatan pengantar
buku tersebut, dikisahkan berbagai upaya mencetak buku ini -yang
mencapai ketebalan 1000 halaman- akhirnya hanya berujung sia-sia. Pada
tahun 1952, edisi baru dari seri
The International Jew yang
dikumpulkan dari artikel-artikel Ford pun kembali dimusnahkan oleh
kelompok Yahudi. Sedangkan cetak ulang lainnya yang dilakukan National
Vanguard Books, Po. Box 90 Hillsboro WV 24946 USA juga tidak mampu lagi
ditemukan. Padahal jika kita telusuri lebih jauh keterlibatan Yahudi
dalam industri Film di Amerika sudah menjadi rahasia umum.
Jewish Encylopedia Judaica sendiri sebagai Ensiklopedi terbaik mengenai literatur Yahudi mengakui kepenguasaan Hollywood berada di tangan Yahudi.
“Semua perusahaan besar Hollywood, kecuali United Artist, didirikan dan dikendalikan oleh orang-orang Yahudi.”
Mesin lain dalam lapangan budaya lainnya tentu adalah musik. Musik
dalam doktrin zionisme tidak semata-mata sebagai bentuk hiburan, tapi
juga alat
mind control yang akan diterapkan kepada masyarakat.
Dalam Protokol of Zion Bab 5 ayat 4 tertulis, “Selain itu, kita juga
menggunakan seni untuk mengarahkan masyarakat dan individu – individu
dengan teori – teori dan pernyataan yang dimanipulasi secara licik,
dengan peraturan – peraturan kehidupan secara umum dan bentuk lainnya
yang tidak lazim, yang semuanya tidak di pahami oleh masyarakat goyyim…”
Keshahihan Protokol of Zion sendiri hingga kini masih menyisakan
kontroversi, namun terlepas daripada itu, apa yang termaktub dalam
protokol tersebut sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Adalah Was
Penre, tokoh Musik yang “berjasa” membesarkan musik Heavy Metal dan Rock
di era 1980 hingga 1990an yang membeberkan rahasia itu. Ia mengatakan
telah menjadi rahasia umum di AS bahwa siapapun yang ingin tenar dan
terkenal dalam jagad hiburan, maka ia harus tunduk dan mau bekerja
sebagai agen dari illuminati, atau setidaknya mau diajak bekerja sama,
dengan sadar atau tidak. “Untuk mendaftar sebagai musisi untuk
Perusahaan Rekaman besar, Anda harus bersedia untuk bekerja ke arah
Agenda mereka, yang akhirnya memperoleh kontrol penuh atas populasi
masyarakat dunia,” tegasnya seperti dikutip dalam situsnya
Illuminaty News.com.
Penre mengetahui hal tersebut karena memang pernah terlibat sebagai
komposer musik di beberapa perusahaan rekaman besar di Amerika. Ia
mengaku heran bagaimana lagu-lagu ciptaannya yang mengandung pujian
kepada tuhan, kedamaian, dan bentuk cinta kepada keluarga tidak diterima
di perusahaan tersebut. Sebaliknya lagu-lagu yang bertemakan seks,
pemujaan syaitan, penghinaan kepada semua agama, serata peperangan malah
lulus untuk diterbitkan dalam album kumpulan rock.
Naudzubillahi Min Dzalik.
Promosi Dajjal dan Tanda-tanda Kedatangannya
Sungguh penulis begitu khawatir, fenomena umat muslim masuk ke liang
biawak Yahudi sudah terang benderang terjadi. Umat Muslim saat ini
seperti sudah meninggalkan petuah agamanya dan menganggap remeh urusan
akidah. Tidak sedikit umat muslim menganggap enteng perkara tauhid
dengan menyembunyikan kebanggaannya sebagai muslim dalam hal syariat
Islam demi urusan kekuasaan, jabatan, tahta, maupun nafsu semata.
Sejatinya beberapa klip Video Gaga juga tidak lepas dari promosi
untuk menyambut kemuncullan puncak fitnah ini. Hal ini dapat terlihat
bahwa dimanapun Konser Lady Gaga berlangsung, mereka selalu didampingi
beberapa penari latar seperti robot yang siap mengikuti apapun perintah
Tuannya (Al Masih Ad-Dajjal). Satu persatu penari latar itupun berdiri
berjejer melindungi Lady Gaga dalam tiap aksinya. Mereka berpakaian
sama, berpenampilan sama, bahkan hingga membentuk potongan rambut yang
sama.
Sungguh cobaan umat Islam saat ini begitu berat. Bahwa kita sekarang
memang dituntut untuk memperkuat tauhid untuk mempersiapkan puncak
fitnah yang akan terjadi. Baru-baru ini, seperti kita ketahui bersama,
sebuah kabar yang sangat penting untuk Umat Islam datang dari Israel.
Fenomena alam menunjukkan telah terjadi perubahan kuantitas air dari
Danau Tiberias yang merupakan sumber utama air bersih bagi bangsa Yahudi
dan pemerintah Zionis Israel.
Grafik Tiberias
Grafik Tiberias
Ustadz Ihsan Tanjung dalam artikelnya
Keluarnya Ad-Dajjal Dan Mengeringnya Danau Tiberias menyoroti
dengan serius kenyataan menipisnya sumber mata air di Israel tersebut.
Beliau mengingatkan bahwa mungkin saja untuk sebagian orang, informasi
ini dianggap tidak penting bahkan tidak menjadi urusannya. Tapi bagi
setiap muslim-mukmin yang peduli dengan tanda-tanda Akhir Zaman
informasi ini sangat berharga dan sangat serius. Mengapa? Karena dalam
sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Imam Muslim terdapat kata
“Danau Tiberias”. Dan hadits tersebut berkaitan erat dengan bakal
keluarnya fitnah paling dahsyat sepanjang zaman, yaitu fitnah al-Masih
Ad-Dajjal!
Sebuah Hadits yang sangat panjang mengisahkan bagaimana seorang
pelaut Arab Nasrani bernama Tamim Ad-Dari bersama 30 orang awak kapalnya
terdampar di sebuah pulau. Akan tetapi sebuah pemandangan mengejutkan
menghampiri mereka tatkala mereka berjumpa dengan seorang lelaki yang
menurutnya digambarkan sebagai
”orang terbesar yang pernah kami
lihat, paling kuat dan tangannya terbelenggu di leher, antara lutut dan
mata kakinya terbelenggu besi”. Lalu terjadi dialog antara Tamim
Ad-Dari dengan lelaki misterius yang ternyata adalah Al-Masih Ad-Dajjal.
Simaklah dialog berikut ini:
Ia berkata: Beritahukan padaku tentang kurma Baisan. Kami
bertanya: Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia berkata: Aku bertanya
pada kalian tentang kurmanya, apakah sudah berbuah? Kami menjawab: Ya.
Ia berkata: Ingat, ia hampir tidak membuahkan lagi. Ia berkata: Beritahukan
padaku tentang danau Thabari (Tiberias). Kami bertanya: Tentang apanya
yang kau tanyakan? Ia menjawab: Apakah ada airnya? Mereka menjawab:
Airnya banyak. Ia berkata: Ingat, airnya hampir akan habis. Ia
berkata: Beritahukan padaku tentang mata air Zughar. Mereka bertanya:
Tentang apanya yang kau tanyakan? Ia berkata: Apakah disana ada airnya
dan apakah penduduknya bercocok tanam dengan air itu? Kami menjawab: Ya,
airnya banyak dan penduduknya bercocok tanam dengan air itu. Ia
berkata: Beritahukan padaku tentang Nabi orang-orang buta huruf,
bagaimana keadaannya? Mereka menjawab: Ia telah muncul dari Makkah dan
tinggal di Yatsrib. Ia bertanya: Apakah orang-orang arab memeranginya?
Kami menjawab: Ya. Ia bertanya: Apa yang mereka lakukan terhadapnya?
Lalu kami memberitahunya bahwa beliau menang atas bangsa arab di
sebelahnya dan mereka menaatinya. Ia bertanya pada mereka: Itu sudah
terjadi? Kami menjawab: Ya. Ia berkata: Ingat, sesungguhnya itu baik
bagi mereka untuk menaatinya. Aku akan beritahukan pada kalian siapa
aku. Aku adalah Al Masih (Ad-Dajjal) dan aku sudah hampir diizinkan
untuk keluar lalu aku akan keluar.” (HR MUSLIM - 5235)
Melihat semua fenomena yang tengah terjadi, maka pertanyaannya
adalah: akankah kedatangan Lady Gaga juga bagian dari aksi "teatrikal"
untuk mempersiapkan ini semua? Cepat atau lambat semua akan terjawab.
Inilah akhir zaman. Allahua’lam.
Oleh, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi (Penulis, The Brain Charger)