WASHINGTON (Arrahmah.com) - Dukungan
Amerika Serikat (AS) untuk Israel bukanlah rahasia lagi. Dukungan moril
dan materil telah AS curahkan untuk Israel dengan sekuat mungkin. Pada
hari Rabu (13/6/2012), Barack Obama selaku persiden teroris AS telah
menganugerahkan sebuah medali penghormatan -Presidential Medal of
Freedom- kepada presiden 'negara' zionis Yahudi yang mereka beri nama
Israel, Shimon Peres.....
Bagi kaum Muslimin, terkhusus bagi rakyat Palestina hal tersebut
merupakan bukti lain dari loyalitas AS untuk Israel serta merupakan
penghinaan yang menyakitkan karena telah memberikan medali
'penghormatan' kepada orang yang telah memimpin, mengawasi juga mengatur
pembantaian rakyat Muslim, bahkan wanita dan anak-anak tak berdosa di
Palestina oleh pasukan zionis di wilayah Palestina terjajah selama
bertahun-tahun.
Obama memberikan Shimon Peres (88) medali penghormatan sipil
tertinggi di AS pada saat sebuah acara formal kenegaraan, makan malam
mewah di Gedung Putih.
"Tidak ada individu yang telah melakukan sangat banyak selama
bertahun-tahun untuk membangun aliansi kita, sebagai pemimpin kami
hormati malam ini, sahabat kita, Shimon Peres," kata Obama dalam acara
itu, yang juga dihadiri oleh mantan presiden AS Bill Clinton, dikutip
Presstv.
Obama juga menyatakan bahwa ikatan antara AS dan Israel adalah tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat dinegosiasikan.
Peres diberikan penghargaan oleh Obama beberapa bulan sebelum pemilihan presiden AS akan digelar pada November 2012 mendatang.
"Anda telah berjanji dalam sebuah persahabatan abadi untuk Israel," kata Obama.
Ironisnya, upacara penghormatan bagi tokoh besar Yahudi itu datang
setelah pesawat Israel melakukan pemboman udara di Jalur Gaza, yang
melukai tiga warga Palestina.
Pasukan zionis melakukan serangan melalui udara, darat dan laut di
wilayah Palestina terjajah secara teratur. Belum lagi para pemukim
Yahudi yang sering melakukan kerusuhan dan kerusakan terhadap tanah dan
properti milik warga Muslim Palestina serta tak jarang melakukan
serangan fisik. Hampir tak ada satu pekan pun bagi rakyat Palestina yang
aman dari serangan zionis Yahudi. Belum termasuk penderitaan warga
Palestina akibat dicabut hak-hak sipil mereka dari kebebasan bergerak,
hidup layak, pekerjaan, kesehatan dan pendidikan.
Selain itu ratusan ribu warga Palestina yang berada di luar negeri
dilarang untuk kembali ke tanah air mereka, dan jutaan para pengungsi
Palestina yang masih terlantar di luar. Semua itu terjadi nampak
terencana dan Amerika Serikat mendukungnya, menyaksikannya dan
mengawasinya dengan kuat di belakang Israel. (siraaj/
arrahmah.com)