Sesungguhnya perbuatan
dosa bisa mematikan hati dan melemahkan jiwa, hal ini dikarenakan jika
seorang hamba berbuat dosa maka ada noktah hitam yang melekat di
hatinya, jika bertambah dosanya, bertambah pula noktah hitam di hatinya,
hingga tidaklah seorang hamba membiasakan dosa, kecuali hatinya menjadi
hitam pekat, sehingga cahaya kebenaran sulit menembus dan menerangi
hatinya.
Tetapi, dosa itu bertingkat-tingkat, ada
yang ditangguhkan balasannya pada hari kiamat dan ada pula yang
disegerakan di dunia sebelum di akhirat, maka pada edisi kali ini, akan
kami paparkan untuk para pembaca, di antara dosa-dosa yang disegerakan
balasannya di dunia sebelum di akhirat, supaya kita -kaum muslimin- bisa
terhindar dan tidak terjatuh di dalamnya.
- 1. Rakus dan tamak terhadap dunia
Berlebihan dalam mengejar dunia bisa
menyeret pelakunya dalam kebinasaan dan kesedihan, Allohpun
menghadiahkan untuknya dua balasan yang disegerakan di dunia, yang
pertama: Alloh cerai-beraikan urusannya, dan yang kedua: Alloh jadikan
dia terpuruk dalam kefakiran dan terputus dari sifat qona’ah, hal ini sebagaimana sabda Rosululloh:
وَ مَنْ كَانَتْ
اْلآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ
شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ
الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ
عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ
لَهُ.
“Barangsiapa menjadikan akhirat
sebagai orientasi hidupnya, maka Alloh akan jadikan kekayaan ada dalam
hatinya, Alloh himpun kekuatannya, dan dunia akan menghampirinya, sedang
ia tidak menginginkannya, dan (sebaliknya) barang siapa menjadikan
dunia sebagai cita-citanya, Alloh jadikan kefakiran ada di depan
matanya, Alloh cerai beraikan urusannya dan dunia tidak menghampirinya
kecuali apa yang sudah Alloh takdirkan untuknya.” (HR at-Tirmidzi: 2465 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah: 949)
- 2. Dzolim dan Durhaka kepada orang tua.
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
بَابَانِ مُعَجَّلاَنِ عُقُوْبَتُهُمَا فِي الدُّنْيَا : اَلْبَغِي وَاْلعُقُوْقُ
“Ada dua pintu (amalan) yang disegerakan balasannya di dunia: kedzoliman dan durhaka (pada orang tua)”. (HR Hakim dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah: 1120)
Hal ini dikarenakan terkabulnya doa
orang tua, apalagi di saat orang tua terdzolimi, kemudian ia
menengadahkan tangannya ke langit, mengadukan sakit hatinya kepada
Alloh, maka doa orang tua ini akan bergerak dan berhembus menuju
angkasa, menembus awan, mencapai langit, dan diamini oleh para malaikat,
kemudian Alloh I mengabulkannya… Maka berhati-hatilah wahai kaum muslimin dari berbuat dzolim dan durhaka kepada kedua orang tua!
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Tiga doa yang tidak tertolak: doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa orang yang terdzolimi”. (HR al-Baihaqi dalam Sunan Kubro: 6185 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah: 1797)
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallamjuga bersabda:
اِتَّقُوْا دَعْوَةَ
الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهَا تَحْمِلَ عَلَى اْلغَمَامِ يَقُوْلُ اللَّهِ :
وَعِزَّتِي وَ جَلاَلِي لأَنْصَرَنَّكَ وَ لَوْ بَعْدَ حِيْنَ
“Takutlah terhadap doa orang yang
terdzolimi, karena ia akan terbang di atas awan, kemudian Alloh berkata:
‘Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku pasti menolongmu meskipun setelah
berlalunya waktu’.” (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’: 117)
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallamjuga bersabda:
اِتَّقُوْا دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهَا تَصْعَدَ إِلَى السَّمَاءِ
“Takutlah terhadap doa orang yang terdzolimi, karena ia akan terbang menuju langit.” (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’: 118)
Hal ini juga menunjukkan betapa agungnya
hak kedua orang tua kita, sampai-sampai Alloh meletakkan kewajiban
berbakti kepada kedua orang tua setelah kewajiban menyembah kepadaNya,
Alloh Ta’ala berfirman:
Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tuamu. (QS an-Nisa’: 36)
- 3. Meninggalkan dakwah (amar ma’ruf dan nahi mungkar).
Dakwah merupakan perkara penting yang
harus ditegakkan di tengah-tengah masyarakat, karena jika tiang dakwah
ini tumbang maka hancurlah masyarakat, tersebarlah maksiat, dan di saat
itulah murka Alloh datang menyapa.
Berikut ini kami cantumkan Hadits yang
memberikan perumpamaan apik tentang akibat meninggalkan dakwah,
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
مَثَلُ الْقَائِمِ
عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا
عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَأَصَابَ بَعْضُهُمْ
أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِي فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ
الْمَاءِ فَمَرُّوْا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ آذَوهُمْ فَقَالُوْا لَوْ
أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيْبِنَا خَرْقًا فَاسْتَقَيْنَا مِنْهُ وَلَمْ
نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ تَرَكُوْهُمْ وَمَا أَرَادُوْا هَلَكُوْا
جَمِيْعًا وَإِنْ أَخَذُوْا عَلَى أَيْدِيْهِمْ نَجَوْا جَمِيْعًا.
“Perumpamaan orang
yang melaksanakan amar ma’ruf dan orang yng tidak melakukannya ibarat
suatu kaum yang naik sebuah kapal kemudian sebagian ada yang di atas dan
sebagian yang lain ada di bawah, kemudian orang yang berada di bawah
apabila ingin mengambil air maka mereka melewati orang-orang yang ada
di atasnya dan otomatis mengganggunya, maka (orang-orang yang ada di
bawah) berkata: seandainya kita lubangi saja perahu ini niscaya kita
bisa mengambil air dengan mudah tanpa mengganggu orang yang ada di atas
kita, maka jika mereka dibiarkan melaksanakan apa yang mereka inginkan
niscaya mereka semua akan tenggelam binasa, dan apapila mereka dicegah
maka mereka semua akan selamat.” (HR al-Bukhori: 2361)
Demikianlah Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi perumpamaan tentang bahaya meninggalkan amar ma’ruf, yang
mana Alloh akan menyegerakan akibat meniggalkan dakwah, sebagaimana
yang dituturkan Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوْا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ.
“Sesungguhnya jika manusia melihat
orang yang berbuat dzolim kemudian tidak mencegahnya, maka dikhawatirkan
Alloh akan mengirim adzab kepada mereka secara merata.” (Diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunannya: 4340, dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah: 1564)
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallamjuga bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ، لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ، وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ
الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً
مِنْهُ
“Demi Alloh yang jiwaku ada di
tanganNya, hendaklah kalian benar–benar mengajak kebaikan dan mencegah
kemungkaran, atau jika tidak, hampir dipastikan Alloh akan mengirim
adzab untuk kalian.” (Diriwayatkan at-Tarmidzi dalam Sunannya: 2169, dan al-Albani mengatakan, “hasan lighorihi”, dalam Shohih at-Targhib wa at-Tarhib: 2313)
- 4. Sombong.
Sombong merupakan perangai tercela, yang mengundang murka Alloh I, Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ: اَلعِزُّ إِزَارِي، وَاْلكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، فَمَنْ
يُنَازِعُنِي فِي وَاحِدٍ مِنْهُمَا فَقَدْ عَذَّبْتُهُ
“Alloh Azza wa Jalla berkata,
‘Kemuliaan adalah sarungKu dan kesombongan adalah selendangKu, maka
barangsiapa menyaingiKu dalam satu di antara dua hal tersebut, Aku akan
mengadzabnya’.” (HR Muslim)
Tidak hanya cukup di sini, bahkan
Allohpun menyegerakan balasan bagi orang yang berbuat sombong dengan
menjadikannya dalam kehinaan, Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa
sallambersabda:
مَا مِنْ آدَمِيِّ
إِلاَّ فِي رَأْسِهِ حَكَمَةٌ بِيَدِ مَلَكٍ فَغَذَا تَوَاضَعَ قِيْلَ
لِلْمَلَكِ : اِرْفَعْ حِكْمَتُهُ وَإِذَا تكبر قِيْلَ لِلْمَلَكِ : ضَعْ
حِكْمَتُهُ
“Tidaklah seorang hamba kecuali di
atas kepalanya ada hakamah (kinayah untuk kehormatan atau kedudukan)
yang berada di tangan malaikat, maka jika hamba tadi rendah hati
(tawadhu’) maka dikatakan kepada malaikat: angkatlah kedudukannya dan
jika dia sombong maka dikatakan kepada malaikat: rendahkankan dirinya.” (HR Thobroni dan dihasankan al-Albani dalam ash-Shohihah: 538)
Al-Mas’alah (meminta-minta/mengemis).
Meminta-minta adalah pekerjaan hina dan
nista yang dibenci Islam, dan barangsiapa menjadikan pekerjaan ini
sebagai suatu profesi untuk menumpuk harta dan memperkaya diri, maka
Alloh akan menjadikan dirinya terjatuh dalam lembah kemiskinan dan
selalu dalam kekurangan.
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
وَلاَ يَفْتَحُ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلاَّ فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ
“Tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta kecuali Alloh bukakan untuknya pintu kefakiran.” (HR Ahmad dan dishohihkan al-Albani dalam Shohih at-Targhib: 2462)
Selain balasan yang disegerakan di dunia berupa kemiskinan, perbuatan meminta-minta juga diancam dengan adzab pada hari Kiamat.
مَنْ سَأَلَ النَّاسَ تَكَثُّراً فإنَّمَا يَسْأَلُ جَمْراً
“Barangsiapa meminta-minta manusia untuk memperkaya diri, maka sebenarnya dia meminta bara api.” (HR Muslim)
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallamjuga bersabda:
لاَ تَزَالُ الْمَسْأَلةُ بِأَحَدِكُمْ حَتَّى يَلْقَى الله تَعَالَى وَلَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ
“Tidaklah salah satu di antara
kalian selalu meminta-minta kecuali dia akan bertemu Alloh pada hari
kiamat sedang wajahnya tidak berdaging.” (HR Bukhori: 1405 dan Muslim: 2443)
Imam Ibnul Qoyyim v berkata dalam kitabnya Madarij as-Salikin:
الْمَسْأَلَةُ فِي اْلأَصْلِ حَرَامٌ وَإِنَّمَا أُبِيْحَتْ لِلْحَاجَةِ وَالضَّرُوْرَةِ
“Hukum asal meminta-minta adalah haram kecuali dalam kondisi darurat.’’
- 5. Memutus silaturrahim, khianat dan berdusta.
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
مَا مِنْ ذَنْبٍ
أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا
مَعَ مَا يَدَّخِرُهُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنْ قَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
وَالْخِيَانَةِ، وَاْلكَذِبَ وَإِنَّ أَعْجَلَ الطَّاعَةِ ثَوْاباً
لِصِلَةِ الرَّحِمِ، حَتَّى إِنَّ أَهْلَ اْلبَيْتِ لِيَكُوْنُوْا فَجَرَةً فتنموْا أَمْوَالَهُمْ، وَيَكْثُرُ عَدَدُهُمْ إِذَا تُوَاصِلُوْا
“Tidaklah sebuah dosa yang lebih
pantas untuk disegerakan balasannya di dunia dan juga disimpan di
akhirat dibanding dosa memutuskan silaturrohim, khianat, dan juga
berdusta, dan sesungguhnya amalan ketaatan yang paling disegerakan
pahalanya adalah menyambung silaturrohim, sesungguhnya dengan
silaturrohim keluarga akan bahagia, harta akan melimpah dan jumlah
keluarga akan bertambah, jika mereka saling menyambung tali
silaturrohim.” (Dishohihkan al Albani dalam Shohih al-Jami’: 5591)
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallamjuga bersabda:
الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُوْلُ مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ
“Tali silaturrohim bergantung di
Arsy, kemudian ia berkata: Barangsiapa menyambungku maka Alloh akan
menyambungnya dan barangsiapa memutuskanku, maka Alloh akan
memutuskannya.” (HR Muslim: 6683)
- 6. Berprasangka buruk kepada Alloh.
Su`udzon atau berprasangka
buruk kepada Alloh merupakan sifat tercela yang mengakibatkan seseorang
pesimis, takut, cemas dan khawatir dalam mengarungi kehidupan, serta
membuat seseorang berputus asa dari rahmat Alloh I.
Orang yang berprasangka buruk kepada
Alloh, dikhawatirkan Alloh akan merealisasikan apa yang ia sangka dan
Alloh menyegerakannya di dunia, hal ini sebagaimana yang disabdakan
Rosululloh n:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ.
“Aku sesuai dengan prasangka hambaku
kepadaKu, jika ia berprasangka baik maka baginya kebaikan, dan jika ia
berprasangka buruk maka baginyalah keburukan.” (HR Ahmad dan dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’: 4191)
Dari sini, maka wajiblah bagi kita kaum muslimin untuk berprasangka baik kepada Alloh sehingga kita mendapat kebaikan tadi.
- 7. Membongkar aib saudaranya seiman dan menuduhnya.
Termasuk dosa yang disegerakan balasannya di dunia adalah dosa ghibah, dosa yang Alloh perumpamakan dalam al-Qur’an dengan memakan daging bangkai saudara kita, sebagaimana yang difirmankan:
Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari
prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS al-Hujurot: 12)
Dan balasan yang disegarakan bagi para
pengghibah adalah Allohpun akan membeberkan aibnya di mata manusia.
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
لاَ تَغْتَابُوا
الْمُسْلِمِينَ، وَلاَ تَتَّبِعُوْا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ
تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ
تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ
”Janganlah membeberkan aib kaum
muslimin dan janganlah mencari-cari kesalahan mereka, barangsiapa
melakukannya maka Alloh akan mencari-cari aibnya dan Alloh akan
membeberkannya (di hadapan manusia).” (HR Tirmidzi: 2032)
Dan Allohpun menyegerakan adzab yang pedih di dunia bagi para penyebar gosip dan tukang fitnah. Alloh ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ
يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ
لا تَعْلَمُونَ (١٩)
Sesungguhnya orang-orang yang ingin
agar (berita) perbuatan yang Amat keji itu tersiar di kalangan
orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS an-Nur: 19)
Alloh ta’ala berfirman juga:
إِنَّ الَّذِينَ
يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (٢٣)
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah [untuk berbuat dosa] lagi beriman (berbuat zina), mereka terlaknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar. (QS an-Nur: 23)
- 8. Riya`.
Riya` merupakan amalan yang paling ditakutkan oleh Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallammenimpa pada umatnya, beliau bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا
أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللَّهِ
وَمَا الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ قَالَ الرِّيَاءُ
“Sesungguhnya amalan yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil”, mereka bertanya, ”Apa syirik kecil itu ya Rosululloh?” Beliau menjawab, “Riya`”. (Dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah: 951)
Maka tidaklah heran bila Alloh I menyegerakan balasan orang yang melakukan riya, hal ini sebagaimana yang disabdakan Rosululloh n:
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللهُ بِهِ، وَمَنْ رَاءَى رَاءَى الله بِهِ
“Barangsiapa melakukan amalan supaya didengar dan dilihat manusia maka Allohpun akan menampakkan niatnya (di hadapan manusia).” (HR al-Bukhori: 6134, Muslim: 7667)
- 9. Riba.
Riba merupakan dosa besar yang Alloh dan
RosulNya menyatakan perang terhadap pelakunya, yang mana tidak ada dosa
yang Alloh dan RosulNya menyatakan perang terhadap pelakunya kecuali
dosa riba. Sebagaimana yang Alloh katakan dalam al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (٢٧٨)
فَإِنْ لَمْ
تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ
فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ (٢٧٩)
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Alloh dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut)
jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Alloh dan RosulNya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka
bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS al-Baqoroh: 278-279)
Dan Allohpun akan menyegerakan balasan bagi pelaku riba, Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ أَحِلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهُ
“Jika zina dan riba telah tampak pada suatu daerah maka penduduknya menghalalkan adzab Alloh turun atas mereka.” (HR Thobroni dalam al-Kabir dan dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’: 1859)
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
مَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مِنَ الرِّبَا إِلاَّ كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهِ إِلَى قِلَّةٍ
“Tidaklah seseorang membiasakan riba kecuali Alloh membalasnya dengan kekurangan.” (HR Ibnu Majah: 2279 dan dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’: 5518)
Dan para pelaku riba akan mendapat laknat dari Alloh I, hal ini sebagaimana yang ditegaskan Rosululloh n:
لَعَنَ اللَّهُ آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَشَاهِدَهُ وَكَاتِبَهُ
”Alloh melaknat pemakan riba dan juga pemberinya (dua pihak yang melakukan transaksi riba), saksinya dan juga juru tulisnya.” (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’: 5089)
Dan makna dari laknat adalah dijauhkan dari rahmat.
- 10. Berhutang dengan niat tidak membayar.
Hutang merupakan perkara penting yang
harus kita perhatikan karena seseorang bisa terhalangi masuk surga
dikarenakan hutangnya, hal ini sebagaimana yang disabdakan Rosululloh n:
إِنَّ صَاحِبَكُمْ مَحْبُوْسٌ بِبَابِ الْجَنَّةِ بِدَيْنٍ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya saudara kalian tertawan di pintu surga dikarenakan hutangnya.” (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’: 1550)
Allohpun menyegerakan balasan bagi orang
yang berhutang dengan niat tidak membayarnya dengan menyulitkan dirinya
untuk melunasi hutangnya sebagaimana yang ia inginkan sendiri,
Rosululloh shllallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
مَنْ أَخَذَ أَمْوَالِ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا، أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ
“Barangsiapa mengambil harta mausia
dengan niatan mengembalikannya, Alloh akan melunasinya dan barangsiapa
mengambilnya dengan niat merusaknya Allohpun akan merusaknya.” (HR al-Bukhori: 2257)
Demikianlah telah kami paparkan secara
singkat di antara dosa-dosa yang disegerakan balasannya di dunia. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. WAllohu alhaadi ‘ilaa aqwaami ath- thoriiq.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. والحمد لله رب العالمين
(Majalah Adz-Dzakhiirah vol. 9 No.2 Edisi68, 1432H).