ANALISA : Kematian
Neil Armstrong pada Sabtu (25/8/2012) dalam usia 82 tahun disambut duka
oleh pihak keluarga dan rekan seperjuangannya seperti Buzz Aldrin.
Di sisi lain, kematian Armstrong yang disebut sebagai astronot pertama mendarat di Bulan ini juga menyisakan pertanyaan.
Pertanyaan terbesar adalah apakah benar Neil Armstrong dan dua
rekannya–Buzz Aldrin dan Michael Collins–mendarat di Bulan pada 20 Juli
1969? Atau, apakah Badan Penerbangan dan Antariksa NASA serta Neil
Armstrong cs hanya berbohong pada dunia?
Pada 15 Februari 2001,
Fox Television menyiarkan program “
Conspiracy Theory: Did We Land on the Moon?“.....Klik tajuk / [
salam-online]
Menurut program yang ditayangkan Fox itu, pendaratan di Bulan cuma
hoax. Proses pendaratan direkam di studio oleh NASA. Program
Fox ini membuat NASA berang.
Ada beberapa bukti yang dianggap menunjukkan bahwa pendaratan cuma
jadi-jadian, selain fakta bahwa saat itu Amerika Serikat tengah berusaha
keras “bertarung” melawan Uni Soviet sebagai negara pertama yang
mengangkasa.
Pakar astronomi Phil Plait: mestinya bendera tak berkibar di ruang hampa
Bukti pertama adalah soal foto astronot. Dalam acara Fox tersebut,
diungkapkan bahwa foto astronot seharusnya dilatari oleh bintang dan
benda langit lain. Tapi, latar itu tak ada.
Dalam sebuah kesempatan yang membahas segala kejanggalan pendaratan
manusia di Bulan, salah satu ahli astronomi bernama Phil Plait,
mengemukakan kejanggalan foto pendaratan Armstrong.
Pada foto yang selama puluhan tahun telah terpublikasi ke seluruh
dunia itu, sama sekali tidak nampak keberadaan bintang di langit.
“Tidak ada atmosfir di Bulan, dengan demikian seharusnya
bintang-bintang yang terlihat dari langit di Bulan akan bersinar lebih
terang,” kata Plait.
Kedua adalah soal bendera Amerika Serikat yang berkibar. Diketahui,
di Bulan tidak ada angin. Menurut Plait, tanpa angin, seharusnya kibaran
bendera itu tak ada. Demikian, disiarkan juga dalam program program
itu.
Perhatikan bayang-bayang yang terlewatkan. Bayang-bayag apa itu?
Teori konspirasi itu sempat membuat “panas”. Buzz Aldrin, salah satu
astronot yang terlibat misi Apollo 11 memukul wajah Bart Sibrel, pembuat
film pada program itu. Kala itu Sibrel meminta Aldrin bersumpah di atas
Alkitab bahwa ia pernah mendarat di Bulan.
Beberapa lama setelah program itu, Badan Penerbangan dan Antariksa
NASA mengeluarkan pernyataan resmi di situs webnya. Intinya, NASA
mengatakan bahwa pendaratan di Bulan benar adanya.
Dalam pernyataan bertajuk “
The Great Moon Hoax” tanggal 23
Februari 2001, NASA menerangkan beberapa hal yang dipertanyakan dalam
program Fox serta menyajikan bukti pendaratan di Bulan.
Soal tak adanya bintang, misalnya, NASA menyatakan bahwa hal yang
sama pun bisa terjadi pada foto yang dibuat di Bumi. Kamera sulit
mengabadikan spacesuit yang terang dan bintang yang relatif redup
sekaligus dalam satu foto.
Tentang bendera, NASA menyatakan bahwa kibaran tak selalu diakibatkan
oleh angin. Saat menancapkan bendera di tanah Bulan, astronot memutar
tiangnya. Hal ini, menurut NASA, akan mengakibatkan bendera berkibar.
NASA juga menyatakan bahwa para astronot tidak kembali ke Bumi dengan
tangan kosong. Astronot membawa batuan Bulan yang bisa dibuktikan
memiliki karakteristik berbeda dengan batuan Bumi.
Perhatikan latar ini, sama persis
Salah satu batuan bulan yang dinamai Big Mulley memiliki kawah-kawah kecil bekas tumbukan meteoroid.
Ada juga bukti kimia pada batuan yang menunjukkan adanya reaksi zat
pada batuan saat terpapar sinar kosmik. Ini tak terjadi di Bumi yang
punya atmosfer.
Terlihat bayangan cahaya pada lensa kamera seperti terkena cahaya studio
NASA hingga saat itu terus menyajikan bukti-bukti lain. Contoh,
wahana Lunar Reconaissance Orboitter yang kini mengorbit Bulan
menyajikan adanya Lunar Modul (LM) serta alat pembantu dalam gelap,
Passive Seismic Experiment Package (PSEP) dan Laser Ranging
RetroReflector (LRRR), yang digunakan dalam misi Apollo.
Selain itu, ditunjukkan pula jejak sepanjang kurang lebih 50 meter di
West Crater, arah timur dari Lunar Modul. Jejak itu adalah perjalanan
yang tak direncanakan dalam dua setengah jam akhir misi Apollo.
Nah, apakah NASA benar-benar mendarat di Bulan? Atau, NASA dan Neil
Armstrong beserta rekannya hanya berbohong? Apakah benar teori
konspirasi itu? Atau jangan-jangan, teori konspirasi itu yang justru
merupakan konspirasi?
Tanah di Bulan tampak seperti rekayasa dari studio
Apapun, kabar yang menyebutkan bahwa pendaratan manusia di Bulan
adalah suatu bentuk teori konspirasi belakangan kembali mencuat.
Semakin banyak pihak dan bukti yang menguatkan keraguan Neil Armstrong pernah melakukan pendaratan di Bulan 43 tahun silam.
Menurut kalangan yang tak percaya, yang sebenarnya terjadi adalah,
Armstrong berada di dalam sebuah studio alam buatan di sebuah tempat di
Arizona yang sengaja diseting mirip dengan keadaan di Bulan.
Mestinya objeknya gelap karena tertutup bayangan roket, tapi ini terang
Hal ini sengaja dilakukan oleh NASA dan pemerintahan Amerika Serikat
untuk menciptakan ketakutan publik dan menyelamatkan imej Amerika yang
mulai meredup karena kekalahannya dalam perang Vietnam.
Langkah ini juga sekaligus ingin memukul telak Uni Soviet yang kala
itu bersaing ketat dengan AS dalam kemajuan teknologi luar angkasa.
Demikian keterangan yang dilansir
Moon Daily, Senin (13/7/2009).
Para pihak yang meragukan berupaya menghantam hal ini dengan
memperbanyak teori dan bukti ilmiah yang menguatkan. Di antaranya,
mereka memaparkan teori yang menyebutkan bahwa kemungkinan besar para
astronot itu akan habis terpanggang terlebih dahulu saat melewati
‘sabuk’ Van Allen sebelum mencapai Bulan.
Sederet kejanggalan lain diungkap sejumlah pakar lain tentang
‘proyek’ ke bulan ini, secara ilmiah. Yang diungkap di atas, hanya
beberapa di antaranya.
Perhatikan bayangannya, kenapa ke arah yang berbeda?
Foto-foto ini hanyalah beberapa di antara kejanggalan yang dimaksud
sejumlah ahli. Sebenarnya masih banyak foto yang menurut para pakar itu
tak bisa diperyanggungjawabkan secara ilmiah.
Kejanggalan lain, setelah berita heboh pendaratan ke Bulan itu, Neil Armstrong cenderung ‘tenggelam’ seperti menutup diri.
Meski setelah itu ada beberapa misi ke Bulan sampai 1972, tapi tak
seramai sebelumnya (1969). Publik dikabarkan tak begitu antusias
seperti sebelumnya, karena merasa pendaratan Apolo 11 ke Bulan itu
sebagai
hoax.
Bahkan tersiar kabar bahwa rekaman video pendaratan manusia di Bulan
yang asli hilang. Ini adalah hal yang tidak masuk akal. Seharusnya, jika
memang peristiwa tersebut benar, maka rekaman video tersebut menjadi
sebuah dokumen yang sangat penting dan sangat mahal.
Apakah NASA tidak menyimpannya dengan baik? Apakah tidak ada satu pun
orang atau stasiun televisi yang merekamnya? Atau barangkali NASA
menarik dan memusnahkan semua rekaman tersebut karena takut
kebohongannya akan diketahui setelah teknologi semakin maju dan banyak
orang yang kritis?
Hal yang paling mengejutkan adalah tersiar juga berita bahwa astronot
yang vokal tentang kebohongan NASA tidak bisa pulang lagi ke rumah
karena mereka “disekolahkan”. Neil Armstrong termasuk astronot yang
“manut” dan tidak “neko-neko” sehingga dia tidak perlu “disekolahkan”.
Perhatikan, ada batu yang ada huruf C-nya
Pertengahan tahun 2009, isu ini kembali diangkat. Barack Obama
dituntut untuk bisa memberikan informasi yang benar dan bertanggung
jawab tentang video pendaratan manusia di Bulan, termasuk permintaan
maaf kepada publik jika terbukti bahwa NASA telah melakukan kebohongan.
Tentu saja masyarakat sekarang semakin kritis dan tidak akan menerima
hal-hal yang irasional apalagi tidak disertai dengan bukti-bukti yang
jelas.
Jadi, bagaimana sebenarnya? Kita ikuti saja kelanjutan ceritanya.
Yang jelas, kebenaran akan terbukti dan kebohongan pasti akan terungkap,
sebagaimana peribahasa “sepandai apapun menyimpan bangkai, pasti akan
tercium juga”.
Siapa yang benar, siapa yang dusta, saatnya akan benar-benar terbongkar.
Wallahu A’lam (kompas/salam-online).