HOMS : Rezim pemerintahan Assad
yang didukung Rusia dan Iran terus menolak dugaan penggunaan senjata
kimia saat konflik bersenjata di Suriah berlangsung. Dokumen rahasia
ditemukan, menyebut Presiden Bashar Assad telah memindahkan persediaan
senjata dan dibantu para sekutunya.
Stasiun televisi
Al Arabiya melaporkan, Jumat (5/10/2012),
dokumen diperoleh dari oposisi namun mereka
menolak untuk memberitahu
cara mendapatkannya. Dokumen rahasia juga menyebutkan rezim meminta
bantuan Israel yang selama ini dianggap musuh Suriah. Catatan ini
penting hingga perlu dipublikasikan.
Dokumen tanpa tanggal itu menyebutkan, Panglima Pasukan Quds, bagian
dari Pasukan Penjaga Revolusi Iran (IRGC), Qasem Soleimani, menulis pada
Assad secara langsung dan menegaskan senjata kimia sudah ditampung......
(SO)
Ini kebalikan dari pernyataan sebelumnya oleh Menteri Luar Negeri
Iran, Ali Akbar Salehi, yang tidak akan mendukung negara mana pun yang
berencana menggunakan senjata kimia, termasuk Suriah.
“Jika ada negara manapun menggunakan senjata pemusnah massal, ini
sudah tidak berlaku, tidak sah, apapun namanya bagi pemerintahan itu,”
ujarnya.
Pekan lalu Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta,
menjelaskan Suriah telah memindahkan beberapa senjata kimianya untuk
diamankan. Tidak diketahui kapan dan ke mana, yang pasti dilakukan lebih
dari satu. Keterangan itu dibantah pihak Suriah. Mereka balik menuding
Amerika mencari alasan untuk menyerang Suriah. Dia membandingkan dengan
taktik digunakan Amerika dahulu untuk menginvasi Irak pada 2003.
“Ini hanya isapan jempol saja mereka mengundang melancarkan kampanye
terhadap Suriah, seperti apa yang mereka lakukan terhadap Irak,”
ujarnya.
Selain itu setumpuk dokumen lainnya didapat
Al Arabiya yang menyebut pemerintah Suriah melakukan hubungan secara rahasia dengan Israel.
Pada April 2011 lalu, sebulan setelah perang Suriah meletus, pemimpin
intelijen pasukan udara Suriah, Sakr Mennoun, mengirim surat kepada
Kolonel Suheil Hassan untuk memperhatikan perbatasan Suriah-Israel dan
menjamin keamanan perbatasan.
(merdeka/salam-online)