WINA
- Facebook dan Twitter, situs jejaring sosial yang terkemuka di dunia,
semakin sering digunakan oleh "teroris" untuk merekrut simpatisan dan
menyebarkan propaganda mereka, ungkap sebuah laporan PBB pada Isenin
(22/10/2012).
PBB mengatakan internet berbasis media sosial sering digunakan oleh
kelompok "ekstrimis" sebagai fasilitator komunikasi di antara pelaku
"teror".
Laporan ini diteliti oleh urusan Narkoba dan Kriminal PBB dan dirilis selama pertemuan "kontra-terorisme" di Wina.
PBB menyerukan negara-negara anggotanya untuk meratifikasi
undang-undang untuk mencegah apa yang mereka sebut sebagai terorisme
cyber.
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta mengklaim bahwa Pentagon dan
intelijen amerika melihat adanya peningkatan ancaman cyber. Ini bisa
menjadi sangat menghancurkan seperti serangan 11 September jika tidak
dihentikan, klaimnya.
(Arrahmah.com)