Saat bom dan tembakan peluru terus-menerus terdengar dalam perang yang merobek Suriah, seorang sniper di kubu pejuang Suriah yang dikenal sebagai "Moskow Sniper" mengaku telah terinspirasi oleh karakter yang diperankan oleh Jude Law dalam film Hollywood di tahun 2001 berjudul "Enemy at the Gates".
Diwawancara oleh
The Telegraph dalam kondisi anonimitas,
"Moskow Sniper" mengatakan ia telah membunuh lebih dari 76 tentara rezim
Assad dengan senapannya. Penembak jitu itu mengatakan bahwa ia telah
bergabung dalam sejumlah pertempuran besar di Aleppo.......[
lagi]
"Saya memiliki casing peluru sejumlah 76," katanya dalam wawancara,
menambahkan bahwa untuk menghitung jumlah selanjutnya nampaknya tak ada
gunanya.
Dia mengatakan berasal dari kota Al-Bab, yang terletak di timur Aleppo.
Film Hollywood yang disutradarai oleh Jean Jacques Annaud asal
Perancis, menceritakan mengenai Law yang menjadi tentara untuk militer
Rusia selama Perang Dunia II melawan Jerman di kota Stalingard, Uni
Soviet.
Menurut laporan
Telegraph, penembak jitu Suriah melihat
dirinya tidak berbeda dengan Vassili Zaitsev (karakter yang dimainkan
Jude Law) dalam film, karena keduanya merangkak mencari keselamatan dan
pada saat yang sama membunuh untuk bertahan hidup.
"Moskow Sniper" adalah seorang prajurit garis depan untuk rezim Assad
sebelum melarikan diri enam bulan yang lalu, iajuga pernah ditugaskan
di bagian selatan negara itu, di Deraa sebelum akhirnya berpihak kepada
oposisi yang memperjuangkan Suriah dan memerangi rezim.
Karakter Law dalam film juga menjadi buronan, sama seperti "Moskow Sniper" yang diburu oleh pasukan rezim, tulis
Telegraph.
"Rezim mengirim dua orang untuk membunuh saya," ujarnya.
"Moskow Sniper" menjelaskan bahwa mereka tahu tentang dirinya dari
grafiti yang ia tinggalkan di dinding-"Moskow Sniper was here"-seperti
misalnya di pinggiran Suleiman Halabi setelah pasukan rezim menemukan
persembunyian pejuang Suriah.
Ia menambahkan bahwa kedua pria itu mengenakan pakaian sipil untuk
menghindari kecurigaan dan menanyakan kepada banyak orang mengenai
dirinya. Mereka berdua memiliki pistol berperedam.
Dalam salah satu serangan di mana ia ikut serta, serangan itu membagi
sebuah kelompok dalam dua skuadron yang mencoba untuk menjatuhkan pos
militer rezim di Karem Jabal, "Moskow Sniper" beruntung berada di sisi
kiri skuadron yang selamat dari ledakan granat. Pos tersebut melindungi
sebuah pangkalan militer utama.
"Moskow Sniper" mengatakan mereka seharusnya melumpuhkan pos tersebut
seperti menjerat leher ular, namun mereka jatuh ketika skuadron lainnya
merasa telah mengalami kemenangan dalam serangan itu yang telah
menewaskan seorang kapten dan dua letnan pasukan rezim, kesalahan fatal
yang sangat besar, ujarnya.
"Mereka kehilangan kendali, disiplin," ujarnya menjelaskan. "Mereka berpikir telah mengalami kemenangan."
Pasukan rezim menyerang mereka tanpa belas kasihan, "Moskow Sniper"
menjelaskan bahwa sebagian dari mereka diserangan dengan bom yang
akhirnya mencabik-cabik tubuh mereka dan yang lainnya dijatuhkan oleh
penembak jitu.
Dr. Ahmed Radwan, seorang dokter yang ditugaskan di rumah sakit di
Aleppo mengatakan bahwa sepuluh orang gugur dalam serangan yang tidak
sukses dan 15 lainnya berhasil kembali dengan selamat.
Bagaimanapun "Moskow Sniper" menganggap dirinya sebagai karakter yang
selalu selamat dalam perang Suriah, perang dalam kehidupan nyata tidak
memiliki kamera yang merekam seluruh adegan untuk film, kamera yang ada
hanya milik jurnalis yang haus akan berita. Pejuang yang tersisa dan
masih bernafas hingga sore hari, di malam hari mereka harus
berjaga-jaga, mengangkat senjata mereka dan itulah yang terjadi di
Suriah saat ini. (
arrahmah.com)