MOSCOW – Rusia telah
mengkonsentrasikan lima kapal perang untuk berlabuh di pantai timur
Laut Mediterania dalam sebuah aksi untuk menunjukkan kekuatan. Hal itu bertujuan
untuk menekan negara-negara Barat agar tidak melakukan intervensi
militer terhadap Suriah, demikian laporan akhbar Inggris
The Sunday Times mengutip dari seorang diplomat Rusia pada Sabtu (5/1/2013).
Menurut laporan tersebut, kapal-kapal Rusia itu mengangkut peralatan
perang dan ratusan tentara marinir Rusia, disertai oleh kapal-kapal
tempur.
Pemerintah Rusia beralasan kapal-kapal itu dikerahkan untuk ikut
serta dalam latihan untuk "meningkatkan
manajemen, pemeliharaan dan
pengujian interaksi dari angkatan laut." Namun
The Sunday Times
mengutip dari diplomat Rusia bahwa tentara mariner Rusia dimaksudkan
untuk mencegah negara-negara Barat mengerahkan pasukan darat guna
menjatuhkan rezim Bashar Asad.
"Rusia harus bersiap siaga untuk menghadapi perkembangan apapun,
konflik di Suriah mungin saja mencapai puncaknya sebelum datangnya Hari
raya Paskah," kata diplomat Rusia tersebut.
The Sunday Times melaporkan bahwa sekitar 300 tentara
marinir Rusia diputuskan akan mendarat di pelabuhan Tarsus, Suriah.
Mereka akan dikerahkan ke daratan untuk mencegah invasi militer darat
yang mungkin "akan dilakukan" oleh negara-negara Barat.
Sementara itu koran Lebanon pro rezim Suriah, Ad-Diyar, melaporkan
bahwa Rusia telah mengirimkan 71 kapal perangnya yang mengangkut 62
tentara Rusia guna membantu rezim Bashar Asad
Pasukan militer rezim Nushairiyah Suriah yang didukung oleh militer
Rusia, Iran dan milisi Syiah Hizbullah Lebanon selama beberapa pekan
terakhir semakin terdesak oleh serangan mujahidin kelompok Islam dan
mujahidin FSA.
AS dan Barat sendiri telah memasukkan mujahidin Jabhah Nushrah, salah
satu kelompok mujahidin Islam terkuat, dalam daftar kelompok teroris
internasional. Rakyat Suriah dan para aktivis revolusi meyakini hal itu
sebagai konspirasi AS dan NATO untuk menyelamatkan rezim Bashar Asad. AS
dan NATO dengan mengatas namakan PBB diyakini akan melakukan intervensi
militer udara atau darat dengan tujuan memerangi "teroris Islam" dan
menyelamatkan senjata kimia rezim Asad agar tidak jatuh ke tangan
"teroris Islam."
(muhib almajdi/
arrahmah.com)