Namanya Ammar Bugis, Lahir di
Amerika 22 Oktober 1986. Pemuda asal Jedah – Saudi Arabia ini sebenarnya
keturunan bugis. Untuk itu ia semat kan nama kakek buyutnya. Syeikh
Abdul Muthalib Bugis. Sebuah penghormatan bagi bangsa Indonesia dan
kebanggaan tersendiri baginya.
Ya, sebuah penghormatan bagi bangsa Indonesia. Karena ia lulus
dengan cum laude di kampusnya dengan jurusan jurnalistik. Yang menarik
adalah Ammar Bugis dikaruniai ujian oleh Allah. Sebuah ujian yang luar
biasa. Ia cacat seluruh tubuh. Walaupun terlahir normal. Namun ketiak ia
masih bayi, sekitar umur 2 bulan, penyakit lumpuh mendadak
menyerangnya. Hanya mata dan mulut yang dapat digerakkan.
Ternyata penyakit ini tak
menyurutkan semangat hidupnya. Ia terus berjuang hidup. Tidak hanya
berjuang untuk hidup, tapi juga berjuang untuk berkarya. Ammar sudah
hafal 30 juz Qur’an sejak usia 13 tahun dalam waktu 2 tahun saja. Ia
lulus dari Jurusan Jurnalistik King Abdul Aziz University. Menjadi
wartawan olahraga Harian Al Madinah yang terbit di Jeddah, dan kolumnis
Harian Ukaz terbitan Riyadh.
Sebuah kebanggaan juga bagi dirinya karena nama bugis tak ia
lepaskan. Sekaligus pelajaran bagi kita saudara – saudara se tanah air.
Lihatlah apa yang diucapkan saat ditanya mengenai keinginannya. Ia
berharap kepada Allah. Beliau ingin sekali bisa sujud. Lalu membuka
lembar halaman qur’an dengan tangannya sendiri. Setelah itu kembali pada
posisinya semula.
Sungguh , teramat malu diri kita yang sempuran secara fisik.
Sepertinya kita telah banyak membuang waktu sia-sia. Ammar Bugis yang
dalam keterbatasan teramat sangat namun mampu menaklukan kemustahilan.
Sementara kita yang memiliki kemampuan fisik lebih daripadanya belum
mengoptimalkan karunia Ilahi ini.
Semoga Allah memberi hidayah pada kita. Semoga Allah memberi manfaat yang berlimpah bagi sisa umur kita. -And-[
http://www.eramuslim.com]