http://www.eramuslim.com
Hadis berikut ini menyebutkan bahwa selama masa masa terakhir dunia,
urusan masyarakat muslim akan jatuh ke tangan orang orang yang benar
benar bodoh dan tidak mempunyai pemahaman tentang agama Islam.
Abdullah ibn Amr ibn al Ash meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda :
صحيح البخاري ٩٨: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي
أُوَيْسٍ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ
اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ
وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ
يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا
فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
قَالَ الْفِرَبْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ قَالَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ
Shahih Bukhari : Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Abu Uwais
berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Hisyam bin ‘Urwah dari
bapaknya dari Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash berkata; aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah
tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi
Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah
tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan
orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu,
mereka sesat dan menyesatkan”. Berkata Al
Firabri Telah menceritakan
kepada kami ‘Abbas berkata, Telah menceritakan kepada kami Qutaibah
Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hisyam seperti ini juga.
Ramalan tersebut telah terbukti, karena orang orang Islam dewasa ini
telah mengangkat pemimpin yang hanya tahu kulit luar Islam, tetapi tidak
mengerti praktek dan inti Islam. Misalnya , seringkali seorang
pengusaha, doktor, atau insinyur diangkat menjadi imam masjid. Para
profesional itu tidak mempunyai latar belakang pendidikan Islam, mereka
tidak mempelajari quran dan hadis secara mendalam. Mereka memang
diperbolehkan bertindak sebagai Imam sholat di Masjid bila memang tidak
ada orang yang memiliki kriteria yang mumpuni, namun bila mereka
mengakui dirinya ataupun diakui masyarakatnya sebagai Ustaz, Ulama
ataupun penceramah, yang dapat memberikan fatwa atas masalah tertentu ,
maka bererti mereka telah melampaui batas kewenangannya, dan dapat
membawa potensi kerusakan serius pada masyarakat muslim.
Pemimpin masyarakat muslim semacam itu akan mengubah Masjid menjadi
arena untuk memperebutkan dominasi sosial, bukan sebagai tempat untuk
meningkatkah kehidupan keagamaan dan spiritual.
Imam As Syafi’i berkata, “ seseorang tidak diperkenankan memberi
fatwa kecuali dia mengetahui Al Qur’an secara lengkap, termasuk ayat
ayat yang telah dihapus, dan ayat ayat yang menghapusnya, dan ayat yang
mirip satu sama lain, dan apakah surah itu diturunkan di Mekah atau di
Madinah. Dia harus mengetahui seluruh koleksi hadits Nabi, baik yang
asli maupun yang palsu. Dia harus memahami bahasa Arab pada masa Nabi
beserta tata bahasa dan keistimewaannya, serta mengetahui puisi puisi
arab. Disamping itu dia harus mengetahui kebudayaan berbagai masyarakat
yang tinggal di berbagai tempat. Jika seseorang memiliki seluruh
pengetahuan itu dalam dirinya, maka ia boleh berpendapat bahwa ini halal
ini haram. Jika tidak, maka ia tidak punya hak untuk mengeluarkan
fatwa.
Contohlah juga Umar bin Khattab, bila ia ingin memberikan keputusan
atas suatu masalah maka ia kumpulkan dahulu seluruh sahabat yang
terlibat dalam perang Badar (sekitar 313 sahabat) untuk menemukan
jawabannya.
Sayangnya , orang orang zaman sekarang terlalu
cepat mengeluarkan aturan yang didasarkan atas analisis mereka sendiri.
dan juga para pemimpin Islam dewasa ini, alih alih menggunakan masjid
untuk meningkatkan kebaikan dan keselamatan jiwa manusia di akhirat
kelak, mereka justru membicarakan persoalan dunia dan kenikmatannya.
Lebih parah lagi di zaman internet ini, dan ini
kejadian nyata ! Ada seorang anak laki laki yang hanya berusia 18 tahun
bertindak sebagai ulama besar yang dapat mengeluarkan fatwa, dan ia
menuliskan dalam blognya , dan dengan mudahnya ia katakan “anda salah,
anda termasuk orang kafir!” lalu banyak orang orang mengajukan
pertanyaan besar kepadanya , dan sambil banyak orang pula yang merespon
dan mengetik jawabannya sambil mengemukakan pendapat pribadi mereka
yang tidak didasari oleh keilmuan. Bahkan banyak pula orang orang yang
membacanya dan kemudian mengkopi apa yang ditulis oleh anak anak muda
itu, untuk dijadikan landasan hukumnya. Jadilah seperti yang dikatakan
nabi ,” Mereka sesat dan menyesatkan.”
- Syeikh Muhammad Hisyam Kabbani in Approach of Amargeddon-