Pada akhir zaman, Sesuatu yang tidak diragukan lagi bahwa mimpi baik
atau benar atau mendekati kebenaran yang dilihat orang mukminin
merupakan dalil dalil atau tanda tanda khusus dari Allah SWT baginya.
Rasulullah SAW telah mengingatkan bahwa mimpi yang baik dan benar itu
merupakan seperempat puluh enam (1/46) dari kenabian.
Dari Anas dan Ubadah bin Ash Shamit ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“ Mimpi orang beriman itu merupakan seperempat puluh enam dari
kenabian.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Turmudzi dan Abu Daud)
صحيح البخاري ٦٤٧٣: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ قَزَعَةَ
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رُؤْيَا
الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ
وَرَوَاهُ ثَابِتٌ وَحُمَيْدٌ وَإِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَشُعَيْبٌ
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Qaza’ah telah menceritakan
kepada kami Ibrahim bin Sa’d dari Az Zuhri dari Sa’id bin Musayyab dari
Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Mimpi seorang mukmin adalah sebahagian dari enam
atau empat puluh enam bahagian kenabian.” Dan hadits ini diriwayatkan
oleh Tsabit, Humaid, Ishaq bin Abdullah dan Syu’aib dari Anas dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam. (HR Bukhari)
Mimpi baik seorang mukmin merupakan khabar gembira bagi amal amal
baiknya dan merupakan sebahagian
tanda dekatnya kiamat. Rasulullah SAW
telah menjelaskan bahwa mimpi seorang mukmin di akhir zaman, sedikit
sekali yang bohong atau terjadi dari syaitan.
Rasulullah SAW bersabda,” Jika zaman itu telah dekat (kiamat) ,
banyak mimpi orang beriman tidak bohong. Dan, sebenar benar mimpi di
antara kalian adalah mimpi orang yang paling jujur dalam perkataan.” (HR
Muslim)
صحيح مسلم ٤٢٠٣: و حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ الْخَلِيلِ
أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ الْأَعْمَشِ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ
نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُؤْيَا
الْمُسْلِمِ يَرَاهَا أَوْ تُرَى لَهُ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ مُسْهِرٍ
الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ
النُّبُوَّةِ
Dan telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Al Khalil; Telah
mengabarkan kepada kami ‘Ali bin Mushir dari Al A’masy; Demikian juga
diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu
Numair; Telah menceritakan kepada kami Bapakku telah menceritakan
kepada kami Al A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mimpinya orang muslim
adalah yang dia lihat, atau yang diperlihatkan kepadanya. Dan di dalam
Hadits Ibnu Mushir; “Mimpi yang baik adalah sebahagian dari empat puluh enam
kenabian.” (HR Muslim)
Demikianlah Rasulullah SAW menganggap masa kenabiannya telah habis
dan tinggal peringatan peringatannya, sebagaimana disebutkan dalam hadis
yang diriwayatkan oleh Bukhari. Rasulullah SAW bersabda , “ Tidak
tersisa dari kenabian, kecuali peringatan peringatan.” Mereka bertanya,
“Apa peringatan peringatan itu?” Rasulullah SAW menjawab, “ Mimpi yang
baik atau benar.”
Para ulama membahagi kebenaran mimpi orang mukmin menjadi tiga bagian.
- Terjadi dalam keadaan memerangi kekafiran dan kebodohan. Maka, orang mukmin terhibur dengan mimpi baik itu.
- Terjadi dalam penguasaan ilmu ketika terjadi kekacauan dan fitnah.
Dalam keadaan seperti ini, orang mukmin juga terhibur dengan mimpi yang
baik itu.
- Terjadi pada zaman turunnya Isa as dan kekhilafahan Al Mahdi karena
pada waktu itu, zaman telah berubah menjadi baik, sebagaimana Rasulullah
SAW memberitahukan kepada kita bahwa pada waktu itu, mimpi orang orang
mukmin yang jujur tidak bohong. Wallahu alam.
Sumber : Asyrath As Sa’ah Al Alamat Ash Sugra wa al Wustha – Mahir Asy Shufiy
http://www.eramuslim.com