Dalam video yang dimuat naik berita Rassd, Mesir, pendukung cilik
pro Mursi mengatakan isi pidato Jendral Abdel Fatah Sisi sebagai
pengecut dan Jendral yang lemah.
Hazim Aliwa, pendukung Pro Mursi berumur 14 tahun, datang bersama seluruh keluarganya ke Medan Rab’ah Al-Adaweyah.
Menurut Hazim, tidak masuk akal seorang Menteri Pertahanan meminta
mandat dari sebagian rakyat Mesi untuk menangkap dan membunuh rakyat
Mesir lainnya.
“Saya tidak takut kepada Sisi, Allah semata yang saya takuti,” ujar Hazim.
Ia menambahkan,”kalau anda berpuasa kemudian syahid, insyaAllah anda akan berbuka di langit.” (copy)
Dahulu pernah terjadi kesepakan antara ulama Syiah dan ulama Islam (Sunni) untuk mengadakan sebuah diskusi, terkait dengan ajaran Syiah. Tempat dan waktu pun ditentukan. Diskusi dihadiri dan melibatkan masing-masing tujuh orang dari kedua belah pihak.
Selang beberapa hari setelah kesepakatan itu, tepat pada hari dan waktu yang telah ditentukan ulama-ulama syiah pun hadir, lengkap tujuh orang, di dalam sebuah ruangan. Namun, entah karena alasan apa tak satu pun ulama dari Sunni muncul. Para ulama Syiah pun menunggu. Setelah lama menunggu, orang yang ditunggu-tunggu tidak muncul-muncul juga, tidak ada tanda-tanda mereka akan datang.
Namun, setelah menunggu lama tiba-tiba masuk seseorang dengan sepatu yang ditenteng di bawah ketiaknya. Para ulama Syiah pun terheran-heran, lantas bertanya:
“Mengapa kau membawa masuk sepatumu ke ruangan ini?”
Orang yang ditanya lantas menjawab: “Setahu saya, di zaman Rasulullah orang-orang Syiah suka mencuri sandal.”
Ulama Syiah pun saling pandang antara satu dengan lainnya dengan pandangan heran. Lalu mereka berkata: “Tapi di zaman Rasul belum ada Syiah.”
“Kalau begitu diskusi kita telah selesai. Dari manakah datangnya ajaran agama kalian kalau di zaman Rasulullah tidak ada Syiah,” jawab laki-laki itu dengan brilian.
Tenyata orang yang datang membawa sepatu tersebut adalah Syaikh Ahmad Deedat Rahimahullah, penulis buku fenomenal The Choice. Sumber
“Allah Melihatku, Allah Mendengarku, Allah bersamaku,” demikian
kata-kata yang selalu dibisikkan Sahl At Tusturi setiap bangun tidur
hingga mempengaruhi kepribadiannya
Seiring datangnya bulan Ramadhan
yang dimulai Rabu (10/7), banyak warga Suriah yang berpuasa, namun
mereka berjuang menemukan keceriaan dan kehangatan yang biasanya ada
pada bulan itu di tengah perang saudara yang sudah mencapai tahun
ketiga.
Di salah satu kota, masyarakat harus beratur untuk mendapatkan
makanan yang sangat terbatas di satu dapur umum. Sementara itu, di
sebuah kamp pengungsi di perbatasan Jordan,