http://www.eramuslim.com
Sesungguhnya Al-Qur’an itu mukjizat yang tak terkalahkan sampai akhir
zaman. Salah satu bukti kemukjizatan Al-Qur’an ialah menciptakan sebuah
sistem ibadah Ramadhan menjadi ibadah yang penuh mukjizat. Al-Qur’an
merancang mukjizat ibadah Ramadhan sedemikian rupa sehingga dirasakan
mukjizatnya dalam semua sisi kehidupan; sisi ruhiyah (keimanan), sisi
intelektual (keilmuan), sisi ubudiyah dan ketaatan, sisi kesehatan fisik
dan psikis, sisi akhlak, keberkahan hidup, dan sebagainya. Wajar jika
target ibadah Ramadhan itu sangat luar biasa, yakni pembentukan karakter
taqwa orang-orang beriman. Sebuah posisi dan kedudukan yang paling
tinggi dan mulia di sisi Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183)
Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu shaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. {QS. Al-Baqarah (2) : 183}
Secara waktu pelaksanaan, ibadah Ramadhan sangatlah istimewa; sebulan
penuh serta siang dan malam. Artinya, kalau kita menjalankan ibadah
Ramadhan dengan baik dan maksimal, maka seperduabelas dari
umur kita
adalah ibadah Ramadhan. Inilah ibadah dan pelatihan hidup (life
management) terpanjang dalam hidup kita. Jika kita berhasil
memanfaatkannya dengan baik dan maksimal pasti melahirkan karakter
taqwa. Di siang hari kita melakukan
shiyam (memenej syahwat) dan di malam harinya kita dilatih
qiyam
(memenej ibadah). Selama 24 jam dalam sehari semalam kita berada dalam
ketaatan (manajemen syahwat dan manajemen ibadah) pada Allah dan
berlanjut selama satu bulan penuh.
Untuk menggali mukjizat ibadah Ramadhan, kita perlu merujuk kepada
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasul Saw. terkait ibadah
Ramadhan. Terdapat dua kata kunci yang akan mambantu kita memahami
mukjizat ibadah Ramadhan.
Pertama, kata
shiyam’ yang artinya menahan dan mengendalikan diri atau
syahwat atau disebut dengan
manajemen syahwat.
Kedua, adalah kata
qiyam, artinya tegak lurus berdiri untuk beribadah hanya kepada Allah Ta’ala.
Imam Bukhari dalam kitab Shahehnya meriwayatkan, bersabda Rasul Saw :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Siapa yang shaum (melakukan puasa / manajemen syahwat) di bulan
Ramadhan didasari iman (keyakinan penuh pada Allah) dan ihtisab
(tujuannya hanya mencari ridha Allah), maka diampunkan dosanya yang
lalu.
Imam muslim dalam kitab Shahehnya meriwayatkan dengan redaksi sedikit berbeda. Bersabda Rasul Saw. :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Siapa yang melakukam Qiyam (tegak berdiri beribadah di malam)
bulan Ramadhan didasari iman (keyakinan penuh pada Allah) dan ihtisab
(tujuannya hanya mencari ridha Allah), maka diampunkan dosanya yang
lalu.
Dari dua hadits di atas, dapat kita pahami bahwa kata kunci
dashyatnya sistem Ramadhan dalam pembentukkan karakter taqwa terletak
pada dua ;
Shiyam dan
Qiyam. Menariknya lagi,
Shiyam itu harus dilaksanakan di siang hari; sejak dari terbit fajar sampai tenggelam matahari. Sedangkan
Qiyam itu dilaksanakan di malam hari; sejak isya’ sampai menjelang waktu subuh. Kalaulah
Shiyam itu dilakukan di malam hari sedangkan
Qiyam
di siang hari, tentulah ibadah Ramadhan tersebut tidak menjadi istimewa
dan tidak akan bernilai mukjizat bagi yang melaksanakannya.
Artikel ini didukung oleh ‘Gerakan Wakaf Pesantren Mu’jizat
Quran dan Sunnah’ Dapatkan Mushaf Qurannya dan raihlah amal wakafnya’ .
Bagi yang ingin berpartisipasi dalam amal soleh ini silahkan klik : Resensi
Buku : Jelang Ramadhon , Mari Miliki Al Quran Tadabur , Raihlah Amal
Wakafnya, Gratis Kitab + CD Membaca Quran Hingga Faseh + CD