KANO – Menumpas para pemabuk, pecandu ataupun mereka yang berpakaian tidak sepatutnya, polis syari’ah Nigeria telah menerima pujian dari masyarakat Nigeria, mereka mendukung peranan polii dalam rangka menjaga moral di negara mereka.
“Pemuda kami memakai celana ketat dan mereka menariknya turun dari pinggang mereka,” seorang warga Nigeria di pasar Kano mengatakan kepada Agence France Presse (AFP), Kamis (28/11/2013).
“Mereka juga memiliki jenis potongan rambut seperti pesepakbola Mario Balotelli. Ada begitu banyak dari mereka.”
Setiap malam, para Hisbah (polis syari’ah) nampak dengan sinar obor di tangan mereka, mendekat ke becak bermotor, sarana utama transportasi di kota, untuk menentukan apakah pria dan wanita muda tersebut menggunakan becak bermotor itu untuk bermesraan.....
Patroli, yang terdiri dari enam orang berseragam hijau, biasanya terlihat di kota terbesar Nigeria utara, mencari para pemabuk dan pecandu narkoba.
“Setelah kami menerima laporan intelijen atau dari informan rahasia bahwa ada tindakan tidak bermoral yang dilakukan di tempat tertentu , kita memobilisasi orang-orang kami ke daerah tersebut dan menghentikan perbuatan tersebut dan menangkap para pelaku, untuk konseling atau penuntutan,” Adamu Haruna Bayero, yang mengepalai patroli, kepada AFP.
Dalam beberapa pekan terakhir, Polisi Hisbah telah meluncurkan penumpasan, pembersihan dan melakukan penangkapan berdasarkan instruksi pemerintah untuk membersihkan tempat-tempat praktek amoral tersebut.
Pada upacara khusus pada hari Rabu, polisi secara terbuka menghancurkan 240.000 botol bir. Minuman keras tersebut disita dari truk yang datang ke kota dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Hisbah Aminu Kano Daurawa mengatakan bahwa “upacara penghancuran botol-botol bir” tersebut diharapkan akan mengakhiri konsumsi zat terlarang tersebut”.
Hari itu juga diadakan penumpahan lebih dari 8.000 liter minuman beralkohol buatan lokal bernama “burukutu” dan penghancuran 320.000 rokok lainnya.
“Kami berharap langkah ini akan membantu memulihkan citra dari Kano,” kata Daurawa.
Di negara di mana agama kadang menjadi subjek pertentangan sosial, polisi Hisbah berupaya untuk memperlakukan Muslim dan non-Muslim atas dasar kesetaraan.
“Mereka yang ditangkap termasuk Muslim dan non-Muslim dan kami memperlakukan mereka secara adil dan setara, karena ini adalah menyangkut masalah moralitas,” kata juru bicara Mohammed Yusuf Hisbah Yola.
Wakil komandan kelompok ini, Nabhany Usman, mengatakan mereka yang ditangkap untuk pelanggaran pertama dan kedua biasanya diberi nasehat. Apabila mereka mengulangi pelanggaran tersebut, maka mereka akan dibawa ke pengadilan, dan bisa dikenakan denda atau bahkan penjara.
Islam mengambil sikap tegas tanpa kompromi dalam melarang minuman keras. Islam melarang minuman keras, menimumnya ataupun menjualnya.
Aturan umum dalam Islam adalah bahwa setiap minuman yang membuat orang mabuk adalah haram, baik dalam jumlah kecil maupun besar, apakah itu alkohol, obat-obatan, minum berfermentasi atau sesuatu yang lain.
Kepolisian syari’ah Nigeria yang berjumlah sekitar 9.000- memiliki tugas sebagaimana polisi sipil, tetapi mereka memiliki tugas lain, termasuk tugas pengembangan masyarakat dan penyelesaian sengketa. (
ameera/arrahmah.com)