Bilal Philips: “Begitu saya menjadi
seorang muslim, saya merasa tidak nyaman melakukan itu semua, dan saya
memutuskan berhenti main muzik secara pribadi maupun secara
profesional,” paparnya.
JIKA pada periode 1970-an, Anda
hanya mengenal sosok Jimmy Hendrix, Brian May, atau Robert Plan dalam
dunia muzik rock sebagai dewa gitar, atau mungkin ketika itu Anda tengah
belajar gitar, Bilal Philips juga sangat jago memainkan dawai enam
senar ini.
Semasa menjadi mahasiswa di Universiti
Simon Frasier, Vancouver-Kanada, Philips memainkan gitar dalam...
pertunjukan muzik di klub-klub malam. Ketika ia tinggal di Malaysia, ia
tampil di panggung-panggung dan dikenal sebagai Jimmy Hendrix-nya Sabah
di Malaysia Timur
.
Tapi Philips merasa kosong dalam kehidupannya.
Philips sendiri kemudian memutuskan
masuk Islam pada tahun 1972. Proses masuk Islamnya pun terbilang sangat
cepat, hanya enam bulan saja setelah membaca buku-buku Islam dan
berdiskusi tentang Islam.
Setahun setelah mengucapkan dua kalimat
syahadat, Philips mendaftarkan diri ke jurusan studi Islam di
Universiti Islam Madinah, Arab Saudi. Tujuannya, ia ingin memelajari
Islam dari sumber asalnya, bukan dari praktik budaya.
Sambil kuliah di Saudi, Philips bekerja
di departemen agama markas besar Angkatan Udara Arab Saudi di Riyadh.
Saat itu sedang pecah Perang Teluk pada tahun 1991. Ia mempunyai
pekerjaan utama yaitu mengajarkan agama Islam pada pasukan AS di
basis-basis militer mereka di Bahrain dan di provinsi bahagian timur Arab
Saudi.
“Karena gambaran tentang Islam begitu
terdistorsi di Amerika, setelah perang, saya dan lima orang Amerika
lainnya, terlibat dalam projek untuk menghilangkan keraguan terhadap
agama Islam pada sekitar setengah juta pasukan AS yang ada di kawasan
Teluk. Hasilnya, lebih dari 3.000 tentera AS akhirnya masuk Islam,”
terang Philips.
Ia kemudian pergi ke Amerika untuk
membantu memberikan bimbingan rohani bagi para tentara yang baru masuk
Islam. Dengan bantuan organisasi “Muslim Members of the Miltary (MMM)”,
ia kemudian menganjurkan berbagai konferensi dan kegiatan yang berhasil
mendesak militer AS untuk membangun fasiliti-fasiliti musholla di
seluruh basis-basis militernya. Pemerintah AS juga berkewajiban untuk
meminta komuniti Muslim mengajukan kandidat ulama yang akan menjadi
pembimbing rohani bagi tentara yang muslim di kemiliteran AS.
“Beberapa tentara Perang Teluk yang
masuk Islam, pergi ke Bosnia untuk memberikan pelatihan pada rakyat
Bosnia dan ikut berjuang bersama mereka melawan kekejaman tentara
Serbia,” kata Philips.
Sebelum masuk Islam, Philips adalah
seorang Kristian. Ia lahir di Jamaica pada tahun 1947. Kedua orang tuanya
adalah guru, dan salah satu datuknya adalah seorang pendeta.
Sekarang setelah menjadi Muslim, Philips
mengatakan tidak punya waktu rihat. “Betapa sedikit waktu yang ada, dan
berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk Islam,” katanya.
[
Sumber]
(nahimunkar.com)