CAIRO - Perwira Angkatan Udara Meir, Sami Hassan, mengatakan, bahwa 25 pilot Mesir ikut berperang mendukung Bashar al-Assad , ungkap seorang jeneral angkatan udara Mesir , melaporkan kepada UmmaNews, Rabu, 4/12/2013.
" Pada tanggal 4 November 2013, Berdasarkan kesepakatan dengan Kementerian Pertahanan Mesir dan Kedutaan Suriah di Mesir, yang ditandatangani, pada 4 Nopember, 2013, Mesir mengirimkan 25 orang pilot seniornya ke Suriah, membantu Angkatan Udara Suriah, melakukan pemboman sejumlah posisi Mujahidin.
Sami Hassan menambahkan bahwa rezim militer dibawah Jendral Abdul Fatah al- Sisi , yang menjadi pemimpin junta militer, memberikan lebih banyak dukungan kepada " Israel " dibandingkan dengan Hosni Mubarak. Ini benar-benar malapetaka bagi Dunia Arab....
.lagi
Sementara itu, " Israel " mendapat manfaat yang sangat besar dari operasi ini militer Mesir di Sinai yang memerangi Mujahidin di wilayah itu. " Israel " mendapatkan banatuan yang sangat luar biasa di Jendral Abdul Fattah al-Sisi, beberapa bulan ini, dan jauh lebih besar dibandingkan sepanjang pemerintahan Hosni Mubarak ", kata perwira Mesir .
Dibagian lain, rezim Arab Saudi menyediakan bantuan kepada junta militer di Kairo dengan paket bantuan baru, seperti dilaporkan oleh kementerian keuangan Mesir, tanggal 1 Desember lalu.
Raja Abdullah memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai sebesar $ 5 miliar dollar. Pembicaraan antara Cairo dengan Riyadh telah berlangsung berbulan-bulan . Bantuan akan diberikan dalam bentuk hibah , dan deposito di Bank Sentral Mesir, dan pengiriman minyak . Semua ini bertujuan menghidupkan ekonomi Mesir yang hancur, pasca kudeta militer. Di mana kekacauan terus bekecemuk sampai hari.
Sebelumnya, Saudi telah berulang kali mendukung pembantaian Muslim Mesir dan mendesak junta militer yang msekuler " menetapkan hukum darurat militer ". Raja Abdullah tidak peduli dengan kenyataan, begitu banyaknya korban Muslimah dan anak-anak yang dibantai di Cairo , karena di tuduh dengan tuduhan palsu, sebagai " teroris ".
"Kami ditakdirkan memiliki tujuan yang sama. Kami dengan Mesir bertujuan yang sama memerangi teroris" , kata Raja Abdullah. Riyadh adalah satu-satunya negara yang pertamaki mendukung kudeta militer di Mesir bulan Juli lalu. Raja Abdullah menelpon langsung kepada Jendral al-Sisi,membantai para pendukung Presiden Mohammad Mursi.
Sementara itu, Press Saudi melaporkan, tanggal 1 Desember, bahwa Menteri Luar Negeri dari junta militer, Nabil Fahmi, bertemu Pangeran Saud al – Faisal, dan membahas isu-isu regional. Pers Mesir melaporkan , kedua menteri luar negeri itu, berhasil mencapai sebuah konsensus tentang pentingnya kerjas ama yang menyeluruh dalam politik internasional , ungkap media Mesir.
Dengan demikian , bantuan militer Mesir yang dikirim ke Assad dengan persetujuan dan restu dari Arab Saudi. Raja Abdullah dan pemerintah Arab Saudi, harus bertanggungjawab atas terjadinya pembantaian di Suriah.
Ingatlah ini bukan kasus pertama, sikap munafik yang sangat terang-terangan pemimpin Ryadh. Pada bulan Februari 2012, Rezim Saudi mengizinkan dua kapal perang Iran dengan helikopter melewati pelabuhan Jeddah perjalanan ke kota Tartous, Suriah dalam rangka membantu dan melindungi rezim Bashar- al Assad.
Sementara itu, pada tanggal 26 November, pers Saudi melaporkan bahwa putra mahkota Salman mengirim telegram kepada apa yang disebut " Presiden Mesir ", di mana Salman menyatakan belasungkawa, sehubungan dengan tentara Mesir di Sinai oleh serangan Mujahidin.
Selain itu, rezim Saudi menyebut tentara Mesir yang memerangi Islam di Mesir se bagai "martir", dan jiwa mereka "diberkati " sebagai syuhada . Telegram ini sama dikirim oleh Rajpa Abdullah . Pesannya secara khusus mengatakan, :
"Kami diberitahu dengan kesedihan mendalam atass berita di kesyahidan sejumlah anggota militer akibat serangan teroris. Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada Yang Mulia , keluarga para “syuhada”, dan rakyat Mesir, kami berdoa kepada Allah SWT, memberkati jiwa mereka dan melindungi anda dan rakyat Mesir dari bahaya apapun ", ungkap Abdullah .
Mesir melipatkan gandakan kekuatan militernya, dan sekarang membeli peralatan militer besar-besaran dari Rusia, bersamaan datangnya bantuan Arab Saudi, dan Negara-Negara Dewan Teluk (GCC), yang jumlahnya mencapai miliaran dollar.
Ini semua hanya untuk memerangi Muslim, bukan memerangi musuh mereka, Syiah Alawiyyin yang dipimpin Bashar al-Assad. Raja Abdullah dan Jendral Abdul Fattah al-Sisi bertekad memerangi Mujahidin Suriah, dan menggunakan kelompok-kelompok bentukan Saudi menghadapi para Mujahidin yang sekarang membebaskan Suriah. *mashadi
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2013/12/05/27977/saudi-membantu-rezim-assad-melalui-junta-militer-mesir/#sthash.1UMawO5J.dpuf
CAIRO (voa-islam.com)
- Perwira Angkatan Udara Meir, Sami Hassan, mengatakan, bahwa 25 pilot
Mesir ikut berperang mendukung Bashar al-Assad , ungkap seorang
jenderal angkatan udara Mesir , melaporkan kepada UmmaNews, Rabu,
4/12/2013.
" Pada tanggal 4 November 2013, Berdasarkan kesepakatan dengan
Kementerian Pertahanan Mesir dan Kedutaan Suriah di Mesirm, yang
ditandatangani, pada 4 Nopember, 2013, Mesir mengirimkan 25 orang pilot
seniornya ke Suriah, membantu Angkatan Udara Suriah, melakukan pemboman
sejumlah posisi Mujahidin.
Sami Hassan menambahkan bahwa rezim militer dibawah Jendral Abdul
Fatah al- Sisi , yang menjadi pemimpin junta militer, memberikan lebih
banyak dukungan kepada " Israel " dibandingkan dengan Hosni Mubarak. Ini
benar-benar malapetaka bagi Dunia Arab.
Sementara itu, " Israel " mendapat manfaat yang sangat besar dari
operasi ini militer Mesir di Sinai yang memerangi Mujahidin di wilayah
itu. " Israel " mendapatkan banatuan yang sangat luar biasa di Jendral
Abdul Fattah al-Sisi, beberapa bulan ini, dan jauh lebih besar
dibandingkan sepanjang pemerintahan Hosni Mubarak ", kata perwira Mesir .
Dibagian lain, rezim Arab Saudi menyediakan bantuan kepada junta
militer di Kairo dengan paket bantuan baru, seperti dilaporkan oleh
kementerian keuangan Mesir, tanggal 1 Desember lalu.
Raja Abdullah memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai sebesar $ 5
miliar dollar. Pembicaraan antara Cairo dengan Riyadh telah berlangsung
berbulan-bulan . Bantuan akan diberikan dalam bentuk hibah , dan
deposito di Bank Sentral Mesir, dan pengiriman minyak . Semua ini
bertujuan menghidupkan ekonomi Mesir yang hancur, pasca kudeta militer.
Di mana kekacauan terus bekecemuk sampai hari.
Sebelumnya, Saudi telah berulang kali mendukung pembantaian Muslim
Mesir dan mendesak junta militer yang msekuler " menetapkan hukum
darurat militer ". Raja Abdullah tidak peduli dengan kenyataan, begitu
banyaknya korban Muslimah dan anak-anak yang dibantai di Cairo , karena
di tuduh dengan tuduhan palsu, sebagai " teroris ".
"Kami ditakdirkan memiliki tujuan yang sama. Kami dengan Mesir
bertujuan yang sama memerangi teroris" , kata Raja Abdullah. Riyadh
adalah satu-satunya negara yang pertamaki mendukung kudeta militer di
Mesir bulan Juli lalu. Raja Abdullah menelpon langsung kepada Jendral
al-Sisi,membantai para pendukung Presiden Mohammad Mursi.
Sementara itu, Press Saudi melaporkan, tanggal 1 Desember, bahwa
Menteri Luar Negeri dari junta militer, Nabil Fahmi, bertemu Pangeran
Saud al – Faisal, dan membahas isu-isu regional. Pers Mesir melaporkan ,
kedua menteri luar negeri itu, berhasil mencapai sebuah konsensus
tentang pentingnya kerjas ama yang menyeluruh dalam politik
internasional , ungkap media Mesir.
Dengan demikian , bantuan militer Mesir yang dikirim ke Assad
dengan persetujuan dan restu dari Arab Saudi. Raja Abdullah dan
pemerintah Arab Saudi, harus bertanggungjawab atas terjadinya
pembantaian di Suriah.
Ingatlah ini bukan kasus pertama, sikap munafik yang sangat
terang-terangan pemimpin Ryadh. Pada bulan Februari 2012, Rezim Saudi
mengizinkan dua kapal perang Iran dengan helikopter melewati pelabuhan
Jeddah perjalanan ke kota Tartous, Suriah dalam rangka membantu dan
melindungi rezim Bashar- al Assad.
Sementara itu, pada tanggal 26 November, pers Saudi melaporkan
bahwa putra mahkota Salman mengirim telegram kepada apa yang disebut "
Presiden Mesir ", di mana Salman menyatakan belasungkawa, sehubungan
dengan tentara Mesir di Sinai oleh serangan Mujahidin.
Selain itu, rezim Saudi menyebut tentara Mesir yang memerangi Islam
di Mesir se bagai "martir", dan jiwa mereka "diberkati " sebagai
syuhada . Telegram ini sama dikirim oleh Rajpa Abdullah . Pesannya
secara khusus mengatakan, :
"Kami diberitahu dengan kesedihan mendalam atass berita di
kesyahidan sejumlah anggota militer akibat serangan teroris. Kami
menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada Yang Mulia , keluarga
para “syuhada”, dan rakyat Mesir, kami berdoa kepada Allah SWT,
memberkati jiwa mereka dan melindungi anda dan rakyat Mesir dari
bahaya apapun ", ungkap Abdullah .
Mesir melipatkan gandakan kekuatan militernya, dan sekarang membeli
peralatan militer besar-besaran dari Rusia, bersamaan datangnya bantuan
Arab Saudi, dan Negara-Negara Dewan Teluk (GCC), yang jumlahnya mencapai
miliaran dollar.
Ini semua hanya untuk memerangi Muslim, bukan memerangi musuh mereka,
Syiah Alawiyyin yang dipimpin Bashar al-Assad. Raja Abdullah dan
Jendral Abdul Fattah al-Sisi bertekad memerangi Mujahidin Suriah, dan
menggunakan kelompok-kelompok bentukan Saudi menghadapi para Mujahidin
yang sekarang membebaskan Suriah. *mashadi
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2013/12/05/27977/saudi-membantu-rezim-assad-melalui-junta-militer-mesir/#sthash.1UMawO5J.dpuf