main |
sidebar
Oleh :
Mustaqim Aziz
Sudah tabiat manusia tak pernah puas dengan
apa yang saat ini dimilikinya. Selalu saja, ingin memiliki yang lebih
dari sekedar yang dimilikinya saat ini. Ya, dunia memang akan terus
menggoda siapa saja yang berada di dalamnya. Dunia menawarkan sejuta
kenikmatan, yang dapat membuat manusia tergiur akan kelazatannya.
Begitulah tipu daya dunia yang fana ini.
Kawan, mesti kita sedari
bahwa semua yang ada di dunia ini pastilah akan sirna, termasuk
kekayaan, populariti, juga segala hal lainnya yang ada di dalamnya,
cepat atau lambat akan meninggalkan kita. Harta kekayaan, tak mampu
menunda ajal yang datangnya sudah ditetapkan oleh Tuhan. Populariti pun
tak dapat menjadi juru selamat tatkala malaikat maut datang menjemput.
Semua yang kita miliki selama ini, tak akan selamanya dapat kita miliki
ataupun kita pertahankan......lagi
Pahamilah bahwa dunia ini tak ubahnya
seperti air laut, semakin diminum maka akan semakin bertambah hauslah
kita. Semakin kita berhasrat untuk mengejar dunia, maka akan semakin
terlena pula kita dibuatnya. Khawatirlah bila sampai kita tenggelam
dalam keindahan juga kenikmatan lautan dunia. Kerana bilamana diri sudah
tenggelam dalam lautan dunia, akan sulit untuk kita kembali ke
permukaan. Kerana memang dunia diciptakan indah bagi orang-orang yang
menganggap dunia ini adalah segalanya
Kehidupan dunia
dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang
hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu
lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki
kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Al Baqarah :212)
Dunia
hanyalah perantara kita menuju hari akhir, hari yang dimana tak akan
ada lagi pergantian malam dan siang. Hari dimana seluruh umat manusia
mulai dihitung amal kebaikan juga amal keburukannya. Itulah hari
akhirat, hari yang tak akan pernah dirasakan oleh siapapun yang masih
merasakan hidup di dunia. Oleh kerana itu yakinilah, bahwa kelak apa
yang kita lakukan selama di dunia ini akan mendapat balasan.
Barangsiapa
membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak
diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka
sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Al An’am :160)
Siapapun
yang selama hidupnya hanya memikirkan dunia, maka kelak akan Allah akan
buat dia terletih-letih dalam mengejarnya. Berbeda dengan orang
menjadikan akhirat sebagai prioriti utamanya, maka dunia dengan
sendirinya akan melayaninya. Bukan bererti kita tidak boleh memiliki
banyak harta, akan tetapi kekayaan yang kita miliki justru harus boleh
menjadi pemberat amalan baik kita di akhirat nanti. Bukan seperti yang
terjadi pada saat ini, ketika banyak orang berlomba-lomba ingin menjadi
kaya raya, maka mereka melakukan segala cara, termasuk hal-hal yang
diharamkan oleh agama. Termasuk menyekutukan Allah dengan meminta
bantuan makhluk-Nya yang lain, yakni dari golongan Jin.
Dunia,
adalah tempat bercocok tanam, untuk kemudian kita dapati hasilnya ketika
kita meninggalkannya. Di akhirat itulah masa panen kita, disana tak
akan ada lagi amal ibadah yang mampu kita kerjakan, karena disanalah
negeri akhir yang selamanya akan kita tempati. Janganlah sampai kita
diperbudak dunia, hingga kita lupa dengan negeri akhirat yang kelak kita
akan tinggal disana untuk selamanya. Ingatlah, bahwa kehidupan dunia
ini hanya sementara, dan kita akan dipisahkan olehnya dengan kematian.
Sadarilah,
dunia ini semakin dikejar maka akan semakin lelahllah kita dalam
mengejarnya. Sementara, bila kita terus-menerus mengejarnya tanpa
memeperhatikan urusan akhirat kita, sungguh kita akan termasuk
orang-orang yang merugi.
Semoga, kita selalu dikuatkan iman
islamnya, agar dalam menjalani kehidupan ini kita tak terjebak oleh
pujuk rayu dunia yang sementara.
sumbaer: eramuslim.com
0 Comments:
Post a Comment