MENGERJAKAN solat berjamaah adalah suatu keharusan bagi Umat Muslim. Selain berlipat ganda dalam pahala, juga silaturahmi antara sesama Muslim akan terjalin dengan baik. Sebagai seorang imam dalam solat, membaca surah al-Fatihah sudah menjadi keharusan. Lalu bagaimana dengan makmum?
Tentang bacaan al-Fatihah oleh makmum ada beberapa pendapat ulama.
1.
Imam Syafi’i mengharuskan makmum membaca al-Fatihah. Imam harus berhenti sejenak, agar makmum berkesempatan untuk membaca al-Fatihah (untuk solat jahriah-suara imam dikeraskan).
Alasan Imam Syafi’i yaitu berlandaskan pada sabda Rasulullah, “Tidak sah solat seseorang yang
tidak membaca surah al-Fatihah.”
Pendapat Imam Syafi’i itu ditentang oleh sebagian ulama. Alasannya, alasan Imam Syafi’i itu bertentangan. Imam Syafi’i membolehkan apabila seorang makmum datang terlambat, yaitu saat imam akan melakukan rukuk lalu dia bertakbir dan mengikuti rukuknya, sah bagi si makmum mendapat rakaat itu. Padahal ia tidak mendengar bacaan al-Fatihah oleh imam, apabila membacanya sendiri. Yang demikian itu, berarti bacaan al-Fatihah oleh makmum dibebankan kepada imam.
2.
Imam Abu Hanifah mengatakan, “Bacaan imam berarti juga bacaan makmum. Oleh sebab itu, makmum tidak perlu membaca surah apa pun, baik dalam solat jahriah (maghrib, isyak da subuh), maupun dalam solat sirriyah-suara diperlahankan (zuhur dan ashar).
3.
Imam Malik berpendapat bahwa dalam solat jahriah makmum cukup dengan tekun mendengar bacaan imam. Itu sudah cukup. Bererti makmum sudah ikut membaca. Sedangkan dalam solat sirriyah makmum harus membaca surah al-Fatihah, sebab dia tidak boleh mendengar bacaan imam.
Itulah ketentuan dalam membaca al-Fatihah oleh makmum. Selebihnya kembali kepada keyakinan Anda masing-masing. Pilihlah yang menurut Anda mendekati benar. Jangan Anda memilih yang masih bersifat ragu bagi diri Anda. Tapi, pilihlah sesuai pengetahuan dan keyakinan Anda. Wallahu ‘alam. [
copypaste]
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani