Kajian ini dilakukan satu tim ilmuwan dari University of Southern Queensland Australia, yang diketuai oleh Alfio V. Parisi, seorang profesor fizik radiasi bersama ketiga koleganya (D. J. Turnbull, N. Downs dan D. Smith). Hasil penelitian ilmiahnya kemudian dipublikasikan dengan judul “Dosimetric Investigation Of The Solar Erythemal UV Radiation Protection Provided By Beards And Moustaches”, yang diterbitkan oleh Oxford University Press dalam Jurnal Ilmiah International Radiation Protection Dosimetry (2012).Penelitian ini berangkat dari sebuah fakta sederhana bahwa paparan radiasi sinar ultra-violet (UV) dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur kulit (degenerasi) yang menjadi faktor terjadinya perubahan warna kulit (dari putih ke merah atau hitam), rasa perih, keriput, penuaan dini dan kanser kulit. Sinar UV sendiri bukan hanya bersumber dari sinar matahari. Tapi boleh juga dapat dihasilkan oleh sumber-sumber cahaya hasil buatan atau pekerjaan manusia (artifisial) dalam kehidupan sehari-hari, seperti tabung lampu TL (fluorosensi), pengelasan (welding), penempaan dan pelelehan logam (metal forming), dan lain-lain.Parisi menggunakan beberapa potongan kepala maneken (boneka model) sebagai objek kajiannya. Sebagiannya ada yang ditempeli janggot, dan yang lainnya dibiarkan tanpa janggot. Selanjutnya maneken dipasangi dosimeter, alat yang berfungsi untuk mengetahui jumlah dan dosis paparan radiasi yang sampai kepada maneken.Hasilnya sungguh menakjubkan. Maneken yang ditempeli janggot mampu menghambat paparan radiasi UV sebesar 90-95%. Artinya janggot membantu memperlambat proses penuaan dan mengurangi risiko (tepatnya, mencegah terjadinya) kanser kulit. Secara fungsional, janggot juga sama dengan tabir surya (sunblock). Bagi
penderita asma, serbuk-serbuk dan debu yang banyak beterbangan akan terjebak pada rambut yang tumbuh di wajah, seperti jenggot.Lalu bagaimana dengan kaum wanita? Wanita pun terlindungi dari paparan radiasi UV dengan balutan jilbabnya. Semakin banyak bagian tubuhnya yang tertutupi, maka potensi terkena kanker kulit akan semakin kecil. Hal ini menunjukkan betapa keMahaAdilan Allah kepada hamba-hambaNya. Meski kadang sang hamba tidak pandai bersyukur atas ketetapan syariatNya.Satu hal yang perlu ditekankan di sini, menjalankan perintah Allah, baik memelihara jenggot atau mengenakan jilbab bagi muslimah, dengan alasan medis juga tidak dibenarkan. Yang tepat adalah memelihara jenggot semata-mata sebagai bentuk berserah sepenuhnya atas apapun keputusan Allah, yang ditetapkan atas diri kita. Kalau pun hikmah jenggot tersingkap secara empirik pada akhirnya, itu (sekadar) membantu menguatkan apa yang sudah diyakini dan dijalani selama ini. Wallāhu a’lam ( islam pos)