Dengan memegang batu Intifadah, seroang pemuda Palestin, Maher Farukh berlari mengejar seorang serdadu Zionis yang bersenjata lengkap.
Rupanya Farukh tak dapat terima melihat tentera penjajah Israel menembaki teman-temannya di gerbang Utara Kota Birah menggunakan peluru tajam...
LAGI
Berbekal iman dan keberanian, ia mengejar tentara tersebut dengan batu di tangannya. Rupanya pasukan Israel bersenjatakan lengkap –bahkan tubuh dan kepalanya—dibalut dengan rompi dan helm anti peluru, ia berlari amat ketakutan, sebuah pemandangan baru mengungkap kepalsuan militer Israel dan konon legendanya diakusi sebagai tentara tak terkalahkan.
Seperti biasa, pasukan Israel lain, menggunakan jip militer memburu pejuang Palestina tersebut dan berupaya menabraknya dan menangkap sang pemuda beramai-ramai, menutupi mitos ‘kehebatan penjajah’.
Sebelumnya, pemandangan serupa terjadi di Hebron. Seorang pemuda pejuang Palestina, berpura-pura menggunakan rompi wartawan, mengejar tentara penjajah menggunakan pisau. Meski dibekali senjata mutakhir, tentara Israel juga lari terbirit-birit ketakutan.
Dalam kejadian ini, pria Palestina ini akhirnya gugur ditembak.
Mengapa tentara Yahudi begitu takut meski hanya dengan batu?
Sebagaimana diketahui, pelajaran Perang Gaza tiga kali telah menunjukkan kepada kita semua, sesungguhnya tentara-tentara Yahudi-Israel hanya dikenal sebagai ‘pasukan perang yang takut mati’, meski ditutupi dengan sikap angkuh dan sombong.
Sebab Allah Subhanahu Wata’ala sendiri yang berjanji, telag memasukkan berbagai ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir. Mereka telah ditanamkan rasa takut mati, takut masa depan, takut terluka, takut akan bencana, takut kehilangan harta. Kaum kafir sangat mencintai dunia, sedang orang beriman tidak.
سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُواْ بِاللّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.” (QS: Ali Imran: 151).
Semoga ini menjadi pelajaran bersama bagi kaum beriman.*